Sabtu, 13 September 2014

PERENCANAAN SISTEM PEMBELAJARAN ANALISIS KURIKULUM, KALENDER PENDIDIKAN DAN JADWAL MENGAJAR


    MAKALAH
PERENCANAAN SISTEM PEMBELAJARAN

ANALISIS KURIKULUM, KALENDER PENDIDIKAN
dan JADWAL MENGAJAR
Dosen Pembimbing : Dr. Isa Anshori, M.Si








Oleh :
Naharuddin


Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al-Hakim
Surabaya
2014/2015





BAB I
PENDAHULUAN
A.          Latar Belakang
Pendidikan adalah  suatu usaha untuk  melakukan proses pembelajaran  bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara.Pendidikan tidak terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu negara. Kurikulum  yang dipakai saat ini, mengacu pada Undang-Undang  No.20  Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Kurikulum  yang digunakan sebelum tahun 2013 adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), akan tetapi dinilai dari berbagai sudut  kurikulum yang digunakan saat itu masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu pemerintah  merancang kurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013[1]. Oleh karena itu kita selaku calon  pendidik  perlu mengetahui  dan menganalisis kurikulum 2013, kalender pendidikan serta jadwal pembelajaran.
B.           Rumusan Masalah
1.      Apakah Yang Dianalisis Dalam Kurikulum 2013?
2.      Bagaimana Cara Menganalisis Perencanaan Pembelajaran?
3.      Apa gunanya Menganalisis Kalender Pendidikan?
C.          Tujuan Penulisan
1.      Untuk Mengetahui Kelebihan, Kekurangan dan Sturuktur Kurikulum 2013.
2.      Untuk Memahami Langka-Langka Pembelajaran.
3.      Agar Mengetahui Cara Menselaraskan Kalender Pendidikan Kurikulum 2013 dan Kalender Pendidikan sekolah.

BAB II
PEMBAHASAN
A.        ANALISIS KURIKULUM  2013
1.      Analisis Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013
Ø  Kelebihan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 sangat mementingkan kreatif, inovatif dan karakter pendidikan  yang nantinya terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua program studi,” kata Prof Anna Suhaenah Suparno dari Kementerian Pendidikan.[2] Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
Namun, kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru. Guru, lanjut dia, juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalis secara terus menerus.
Ø  Kelemahan Kurikulum 2013
Saat ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum me-laksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi dari pe-laksanaan kurikulum sebelumnya,” katanya di Yogyakarta, Senin lalu. Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa me-miliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
Wuryadi juga menilai tak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran danhasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan. “UN hanya mendorong orientasi pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran. Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk mewujudkan tujuan pendidikan,” tambahnya.
 Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untukjenjang pendidikan dasar. Dewan Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.

2.      Struktur Baru Kurikulum 2013
Draf Struktur Kurikulum 2013 SD inilah bentuk kurikulum baru 2013 yang akan diberlakukan pada anak-anak tingkat sekolah dasar (SD). Enam Mata Pelajaran Berbasis Tematik. Mata pelajaran untuk anak SD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadi enam mata pelajaran, yaitu:[3]
1)      Agama,
2)      PPKn,
3)      Matematika,
4)      Bahasa Indonesia,
5)      Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
6)      Seni Budaya
Sementara empat mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu:[4]
1)      IPA,
2)      IPS,
3)      Muatan lokal, dan
4)      Pengembangan diri
5)      Diintegrasikan dengan enam mata pelajaran lainnya.


B.         ANALISIS PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran adalah pemikiran atau persiapan berupa berbagai komponen kegiatan pembelajaran yang dibuat oleh guru untuk melaksanakan tugas belajar mengajaran dengan menarapkan prinsip-prinsip pembelajaran dan melalui langkah-langkah pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran.[5]
            Sebelum menyusun program pembelajaran, guru terlebih dahulu harus memiliki kecakapan berfikir dan menganalisis mengenai:
1)      Apa yang akan diajarkan dan untuk apa itu diajarkan?
2)      Kegiatan dan materi apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan?
3)      Kapan kegiatan itu dilaksanakan dan materi tersebut diberikan kepada siswa?
4)      Bagaimna cara pembelajaran dan prosedur pencapaiannya?
5)      Bagaimana cara mengukur dan menilai keberhasilan pembelajaran tersebut?
Untuk membantu proses analisis tersebut maka James M. Cooper guru harus memiliki empat kopetensi:
1.      Pengetahuan tentang “belajar dan tingkah laku” anak didik dan mampuh menerjemahkan ke situasi riil,
2.      Memiliki sikap yang tepat terhadap diri sendiri, sekoalah, peserta didik, teman sejawat dan mata pembelajaran yang dibina,
3.      Menguasai mata pembelajaran yang akan diajarkan,
4.      Memiliki keterampilan teknis dalam mengajar, yakni ketrampilan merencanakan pelajaran, bertanya, menilai pencapaiian serta didik, menggunakan starategi belajar mengajar, mengelolah kelas dan memotivasi peserta didik.





C.        ANALISIS KALENDER PENDIDIKAN
Alokasi waktu yang terdapat pada kurikulum, dalam penyelenggaraannya di sekolah harus disesuaikan dengan kalender pendidikan di sekolah. Dengan penyesuaian ini, konsekwensinya guru harus memapatkan materi yang disajikan, Karena terkadang jumlah waktu yang di butuhkan menurut Kurikulum lebih banyak daripada waktu yang tersedia di sekolah (kalender pendidikan). Di samping itu guruharus menyesuikan jadwal pelajaran yang ada,yakni pembagian tugas mengajar yang diberikan di sekolah.[6]
Fungsi kurikulum dan kalender pendidikan dalam perencanaan program sistem pembembelajaran
Baik kurikulum maupun kalender pendidikan berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakanprogram pembelajaran yang hendak diselenggarakan di sekolah, terutama dalam penentuan:
1.      Waktu pengelenggaraan aktivitas berbagai bahasan dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yang bersangkutan (Analisis Program pembejaran).
2.      Jenis dan bnentik kegiatan penyajian materi materi pelajaran dan evaluasi di sekolah pada waktu tang tersedia (Program tahunan. Program semester, pengembangan silabus, system penilian dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).










BAB III
KESIMPULAN
Analisis Kurikulum, perencanaan pembelajaran dan kalender pembelajaran adalah dokumen yang dibuat untuk menjadi petunjuk dan arahan kemana pendidikan akan dibawa dan pola pendidikan seperti apa yang hendak diterapkan dan dianggap cocok dan tepat agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
 Kebutuhan siswa dimasa kini dan masa yang akan datang harus termuat dalam sebuah kurikulum. Aliran progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual dan pembelajaran berpusat pada peserta didik[7]. UU no 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
 Ronald C Doll menyatakan bahwa kurikulum sekolah adalah isi dan proses formal maupun nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman. Peserta didik mengalami perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai dibawah lembaga pendidikan. Sedangkan Caswell dan Campbell, menyatakan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh anak-anak dibawah panduan guru.










BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Isa. Perencaan Sistem pembelajaran. Sidoarjo: Muhamadiyah Unerversity Press. 2009.
Ilham Mahesa Sinaga, Dampak Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN (2013)
Ilham Mahesa Sinaga, Uji Publik Kurikulum 2013 (2014)
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan system, PT. Citra aditya Bakti Bandung 1990.
Pidarta Made, Pengelolahan kelas, Usaha Nasional. Surabaya, 1970



[1] . Ilham Mahesa Sinaga, Dampak Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN  (2012).   Internet   (dikutip pada tanggal 11/09/2014).

[2] . ibid
[3] . Ilham Mahesa Sinaga, Dampak Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN  (2013). Internet (dikutip pada tanggal 11/09/2014).
[4] . ibid
[5] . Isa Anshori, Perencaan Sistem pembelajaran, Sidoarjo: Muhamadiyah unerversity Press. 2009. Hal 114-115
[6] . Ibid. Hal 113
[7] . Hamalik Oemar, Perencanaan Pengajaran berdasarkan system, PT. Citra aditya Bakti Bandung 1990. Hal 92.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar