Jumat, 16 Mei 2014

Historis komunikasi massa di Indonesia


PENDAHULUAN
Komunikasi massa adalah studi ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca/pendengar/penonton yang akan coba diraihya, dan efeknya terhadap mereka. Komunikasi massa merupakan disiplin kajian ilmu social yang relative mudah jika dibandingkan dengan ilmu psikologi, sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi. Sekarang ini komunikasi massa sudah dimasukan dalam disiplin ilmu.
Pembahasan komunikasi yang kian pesat dan kompleks beserta penelitin yang terus-menerus dilakukan menjadi buktibahwa ilmu komunikasi massa menjadi bagian penting dalam proses kajian keilmuan. Bahkan kemudian (meskipun terbilang muda karena kemunculannya belum lama)  menjadi peran terpenting dalam sejarah perkembangan manusia, terutama komunikasi. Alasannya, masyarakat kita dewasa ini tidak akan lepas dari peran ilmu komunikasi massa ini. apakah kita mampu menghindar dari terpaan pesan-pesan media massa saat ini? itu menunjukkan betapa hebatnya perkembangan kounikasi massa dewasa ini.










DAFTAR ISI
PENDAHULUAN……………………………………………………….....I
DAFTAR ISI……………………………………………………………….II
PEMBAHASAN……………………………………………………………III
  1. Zaman Tanda dan Isyarat………………………………………….1
  2. Zaman Bahasa Lisan………………………………………………..2
  3. Zaman Tulisan………………………………………………………3
  4. Zaman Cetak…………………………………………………………8
KESIMPULAN…………………………………………………….………IV
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..V









PEMBAHASAN
Aspek Historis komunikasi Massa

Pendahuluan Perkembangan media massa yang terus berubah dari waktu ke waktu disebabkan oleh implikasi sejarah perkembangan manusia itu sendiri. Media massa yang kian pesat pertumbuhannya dewasa ini merupakan dampak sejarah panjang proses komunikasi umat manusia. Karena manusia ingin meningkatkan kualitas komunikasinya. Perubahan radikal dalam proses komunikasi tersebut sangat mempengaruhi perkembangan pemikiran, tingkah laku, dan budaya manusia.
Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J, Ball-Rokeach dalam bukunya Theories Mass of Communication (1989), setidak-tidaknya disebutkan ada lima revolusi komunikasi massa: 1. Zaman penggunaan tanda dan isyarat (the age of signs and signals) 2. Zaman percakapan dan bahasa (the age of speech and language) 3. Zaman tulisan (the age of writing) 4. Zaman media cetak (the age of print).
A.   Zaman Tanda dan Isyarat
Zaman ini merupakan yang paling awal dalam sejarah perkembangan manusia dan muncul jauh sebelum nenek moyang manusia dapatberjalan tegak. Dalam berkomunikasi satu sama lain, peran insting (meskipun masih sangat rendah) sangatlah penting. Proses komunikasi manusia lebih berdasarkan insting dan bukan rasionya.
Itu semua terjadi karena kemampuan kapasitas otak manusia masih sangat terbatas. Perkembangan otak mereka juga sangat lamban. Oleh karena itu, zaman ini berjalan dalam ribuan tahun sebelum digunakannya gerak isyarat. Bunyi-bunyian dan tanda jenis lain dalm komunikasi.
Dengan kata lain sebenarnya manusia itu sudah menggunakan “ucapan” dalam berkomunikasi. Akan tetapi proses komunikasi yang dmaksud bukan seperti yang dilakukan manusia saat ini.[1]
Penggunaan tanda dan isyarat itu tidak berarti bahwa manusia pada zaman tersebut tidak dapat berkomunikasi. Gerak isyarat dan tanda itu dalam komunikasi dikenal dengan komunikasi nonverbal. Hal ini tetap bisa dikattakan berkomunikasi meskipun dengan “bahasa” dan kemampuannya sendiri. Ringkasnya, merekamengadakan komunikasi dengan sederhana sekali.
Philip Liberman (1984) pernah mengatakan bahwa para ahli paleoantropologi menemukan bukti bahwa ukuran tengkorak panjang lidah, dan jaringan yang lain pada manusia menunjukkan pada kita letak pangkal tenggorokan dan kotak suara.
Menurut para ahli tersebut dilihat dari beberapa alat tubuh, dapat disimpulkan bahwa manusia jaman dahulu kala tidak dapat berbicara seperti manusia sekarang.
Dengan kata lain, mereka tidak bisa berbicara, karena tidak mempunyai kecukupan alat-alat untuk melakukan itu (seperti yang dimiliki manusia saat ini). Ini disebabkan struktur neurologis dan anatominya tidak mecukupi untuk melakukan hal itu.
Sehingga perkembangan zaman dan alam yang akhirnya merubah kehidupan manusia tersebut, baik perubahan dalam bentuk fisik maupun perubahan pada kemampuan berpikir dan berkomunikasi.
Lebih dari beribu-ribu tahun lamanya, pola komunikasi tidak hanya digunakan, tetapi juga mengalami penyempurnaan dari waktu ke waktu, tentunya sesuai dengan kapasitas yang dimiliki. Meskipun ada perkembangan dalam proses komunikasi, proses itu belum mengarah pada penggunaan bahasa atau percakapan sebagai alat komunikasi yang bisa dilakukan manusia dewasa ini. Perkembangan penting komunikasi dalam era ini adalah digunakannya bahasa tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi. Munculnya tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi berasal dari penyempurnaan penggunaan suara (geraman, tangisan, dan jeritan) sebagai alat komunikasi. Munculnya tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi bersal dari penyempurnaan penggunaan suara (geraman, tangisan, dan jeritan) sebagai alat komunikasi pada generasi sebelumnya.[2]

B.   Zaman Bahasa Lisan
Zaman komunikasi lisan ini berjalan kira-kira 300.000 sampai 200.000 tahun SM. Era ini juga ditandai dengan lahirnya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu. Oleh karena itu, manusia pada zaman ini sering disebut dengan homosapiens. Daripenelitian yang pernah dilakukan, kemmapuan berbicara dalam sistem bahasa baru terjadi sekitar 90.000 tahun sampai 40.000 tahun SM. Sementara itu bahasa secara lengkap mulai digunakan kira-kira 35.000 tahun SM.
Manusia jenis Cro Magnon menjadi ciri utama era ini. Di awal periode kehidupannya, mausia jenis itu sudah mempunyai keahlian di dalam membuat peralatan yang berasal dari batu. Sebagaimana kita ketahui, budaya manusia awalnya dimulai dengan tulisan. Zaman Batu merupakan salah satu perkembangan awal pengenalan bahasa yang ditulis (meskipun hanya berupa gambar yang di buat pada batu).
Meskipun perkembangan teknologi komunikasi diawali dengan penemuan-penemuan mesin pencetak huruf di kemudian hari, namun perkembangan komunikasi itu sendiri dimulai dengan kepandaian melukis hewan buruan di gua-gua yang diabadikan secara grafik kurang lebih 20.000 tahun yang lalu.[3]
Pada awal sejarah perkembangan manusia dalam mengenal tulisan, mereka telah memahat atau mengukir gambar binatang dan manusia pada tulang, batu, taring, dan bahan-bahan yang lain. Manusia pada era ini biasanya mewariskan lukisan indah pada dinding beberapa gua di daerah mereka tinggal. Ratusan gua itu pernah ditemukan di Spanyol dan Perancis bagian selatan.
Hampir setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang-orang lainnya, dan kebutuhan ini terpenuhi malaui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan-pesan ini mengemuka lewat perilaku manusia.
Ketika kita berbicara, kita sebenarnya sedang berperilaku. Ketika kita melambaikan tangan, tersenyum, bermuka masam, menganggukkan kepala, atau memberikan suatu isyarat, kita juga sedang berperilaku. Sering perilaku-perilaku ini merupakan pesan-pesan, pesan-pesan itu kita gunakan untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain.[4]

C.   Zaman Tulisan
Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian memasuki generasi kedua di mana manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan.
Bukti kecakapan ini ditandai dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan Mesopotamia sekitar 4000 tahun sebelum masehi. Kemudian berlanjut dengan ditemukannya berbagai tulisan di kulit binatang dan batu arca. Lalu secara berturut-turut dapat disebutkan pemakaian huruf kuno di Mesir (3000 tahun SM), alphabet Phunesia (1800 tahun SM), huruf Yunani Kuno (1000 tahun SM), huruf Latin (600 tahun SM).[5]
Di Mesopotamia kuno (berasal dari kata dalam bahasa Yunani yang berarti “tanah di antara dua sungai”) banyak sekali kelompok yang menghentikan pengembaraannya dan mulai membangun tempat tinggal yang permanen. Inilah kota-kota yang pertama. Tahun 6000 SM, Lembah Sabit Subur juga menjadi tempat lahirnya peradaban.
Mendekati tahun 3.500 SM, manusia memiliki gagasan untuk mengembangkan serangkaian lambang yang sederhana yang dapat dipahami oleh kalangan luas, yaitu huruf. Huruf mewakili suara yang diucapkan dan dengan berbagai cara, satu huruf dapat digabungkan dengan huruf lain sehungga membentuk apa yang kita namkan kalimat. Sistem ini disebut abjad fonetik.
Abjad fonetik yang pertama berasal dari abjad baji yang dikembangkan oleh orang Sumeria kuno. Penyebarannya yang luas hingga ke wilayah Mesopotamia membuatnya menjadi pendahulu hieroglif Mesir. Abjad Baji lah yang menjadi cikal bakal Abjad Ibrani maupun Abjad Arab. Selain itu, ia juga merintis abjad Yunani, yang pada gilirannya mengantar hadirnya Abjad Romawi yang kini digunakan dalam Bahasa Inggris, Perancis, Jerman dan sebagian besar bahasa-bahasa barat lainnya.
Abjad Sirilik yang digunakan di Rusia dan di negara-negara Slavia lain juga berkembang dari Abjad Yunani kuno. Abjad Cina yang lahir beberapa waktu kemudian setelah Abjad Tinur Tengah kuno, dipinjam oleh sebagian besar bangsa Asia, misalnya Jepang dan Korea, untuk dijadikan dasar abjad yang digunakan dalam bahasa masing-masing.[6]
Umat manusia sudah berada di muka bumi ini setengah juta tahun yang silam. Tulang-belulang Australopithecus yang baru-baru ini ditemukan, makhluk yang menyerupai kera yang oleh para ilmuwan dipercayai sebagai nenek moyang manusia modern, usianya empat juta tahun.
Ada juga sebuah bukti bahwa 30.000 tahun yang lalu manusia sudah membuat peralatan dan hidup berkelompok di seluruh benua. Juga ditemukan petroglif, atau lukisan batu, yang usianya kurang-lebih 10.000 tahun, dan ada lukisan-lukisan rumit di dinding-dinding gua di Spanyol maupun Perancis yang kira-kira berumur 18.000 tahun.[7]
Sejarah tulisan sendiri merupakan salah satu dari proses pergantian dari gambaran piktografi ke sistem fonetis, dari penggunaan gambar ke penggunaan sesederhana untuk menyatakan maksud yang lebih spesifik.[8]
Tahun yang menandai manusia membentuk kelompok atau hidup bergerombol untuk pertama kalinya adalah athun 20.000 SM. Beberapa kelompok manusia hidup bersama di sebuah kemah yang acap kali dibuat setengah permanen.
Awalnya, mereka tidak pernah menetap di suatu tempat, karena sifat dasar manusia adalah mengembara. Mereka berpindah tempat sesuai dengan musim dan menetap untuk sementara di suatu tempat d mana ditemukan sumber makanan mereka, antara lain, binatang buas dan tanaman musiman.
Setelah berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah manusia ke zaman tulisan (zaman ini muncul sekitar 5000 tahun sebelum masehi). Komunikasi tidak lagi dilakukan hanya dengan mengandalkan lisan, tetapi didukung pula oleh bahasa tulis.
Sebuah prasasti yang ditemukan menginformasikan bahwa sekitar 4000 tahun SM ditemukan kota kuno di Mesopotamia dan Mesir. Sebagaian besar prasasti ini menggambarkan lukisan dengan kasar atau goresan pada dinding bangunan.
Dari penemuan prasasti ini bisa dikemukakan bahwa sudah ada standarisasi makna pesan. Misalnya, secara sederhana gambaran matahari bisa berarti siang hari, membungkuk dengan tanda panah berarti memburu, dan garis yang berombak berarti danau atau sungai. Semua ini menjadi simbol awal dari sejarah kemunculan era tulisan.
Beberapa lukisan di antaranya sudah mengunakan komposisi warna. Bahkan lukisan tersebut menjadi cikal bakal lukisan-lukisan saat ini. Manusia di zaman ini melukis banteng, rusa kutub, dan binatang lain yang mereka buru. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka telah membuat pakaian dari kulit binatang dan menmukan teknik pengerasan tanah liat dengan menggunakan api.
Lukisan-lukisan yang dibuat oleh manusia jenis Cro Magnon ini bisa dikatakan menjadi bukti pertama usaha manusia terbaik pertama dalam upayanya menyimpan informasi.[9]
Sementara itu tulisan alfabet muncul kurang dari seratus tahun kemudian dan berkembang secara cepat. Tulisan tersebut menyebar ke seluruh dunia kuno, dan baru beberapa abad kemudian sampai ke negeri Yunani. Lambat laun gagasan penggunaan simbol huruf konsonan dan vokal muncul. Saat itu karakter yang dibutuhkan kurang lebih seratus. Suatu jumlah yang sangat besar tentunya, karena padahal sekarang ini kita hanya mengenal dua pulu enam karakter huruf.
Sesudah banyak variasi pembahasan sejarah perkembangan tulisan, satu kejadian yang tidak boleh kita tinggalkan adalah peristiwa di Yunani. Bangsa ini telah secara efektif dan sederhana mempunyai sistem standarisasi huruf. Sekitar 500 tahun SM, mereka telah secara luas menggunakan alfabet.
Akhirnya, alfabet orang-orang Yunani masuk ke Roma yang kemudian dibangun serta dimodifikasi. Dewasa ini, kita menggunakan huruf-huruf kapital (majuscule) dan huruf kecil (miniscule) yang berasal dari Roma itu.
Lambat laun sistem tulisan alfabet ini berkembang secara cepat dan lengkap. Tanpa bantuan sistem tulisan ini bisa jadi populasi penduduk yang buta huruf akan menjadi lebih besar. Perkembangan yang penting pun terjadi pula dalam ilmu pengetahuan, lukisan, pemerintahan, dan keagamaan.
Sekitar 2500 tahun (sebelum munculnya agama Kristen), orang Mesir menemukan metode pembuatan jenis kertas yang dapat tahan lama dari papyrus. Dibandingkan dengan batu, papyrus jelas lebih baik. Alasannya lebih mudah menulis di papyrus dengan kuas dan tinta daripada memahat di atas batu. Papyrus itu sendiri asal-usulnya ditemukan di muara Sungai Nil.[10]

D.   Zaman Cetak
Lepas dari zaman tulisan, salah satu penyempurnaanpaling besar dari perkembangan manusia berkomunikasi adalah ditemukannya cetakan. Sebelum abad ke 15 orang-orang eropa memproduksi buku-bukudengan menyiapkan manu scripti.[11] Walaupun hal demikian merupakan perkembangan bagus dalam dunia tulisan, proses tersebut sering tidak lepas dari kesalahan.
Hal penting yang mengikuti perkembangan era cetak ini adalah penggunaan kertas sebagai bahan untuk merekam tulisan. Hal demikian sudah dimulai di dunia Islam sepanjang abad ke 18 dengan kertas kulit (meskipun sebenarnya kertas sudah mucul di China).
Pada permulaan abad ke 15 orang korea telah menciptakan suatu bentuk yang dapat digerakkan dengan apa yang telah digambarkan oleh oleh ilmuan Prancis Henri-Jean Martin sebagai sesuatu kemiripan yang hamper bersifat khayal dengan apa yang dibuat Gutenberg. Akibatnya, penemuan barat mungkin sekali didorong oleh berita-berita tentang apa yang telah terjadi di Timur (Asa Briggs dan Peter Burke, 2006).
Cetakan sebagaimana yang kita ketahui saat ini tidak mungkin terjadi tanpa perantaraan tukang emas di Mainz, Jerman pada tahun 1455. Tukang emas ini kemudian dikenal dengan nama Johan Gutenberg. Ialah yang awal mulanya memperkenalkan cara unik mencetak. Sesudah melakukan banyak percobaan, dia membangun gagasan dengan membuat mesin baja untuk masing-masing huruf.[12]
Awal abad ke 16 baru saja dimulai. Mesin cetak Gatenberg telah mampu mencetak dan melipat gandakan cetakan yang dapat dipindah dann mampu mencetak ribuan salinan buku cetak di atas kertas. Mereka menerbitkannya ke dalam bahasa Eropa dan bahasa lain. Hasil cetakannya itu dapat dibaca oleh setiap orang yang mampu membaca ke dalam bahasanya masing-masing.
Melvin D. Fleur dan Sandra J. Ball-Rokeach (1989) mengatakan ada dua hal penting yang layak dicermati dalam era ini. Pertama, media surat kabar dan juga media cetak lainnya bisa muncul setelah seperangkat kompleksitas elemen budaya muncul dan terus berkembang di masyarakat. Kedua, seperti hampir terjadi pada semua penemuan sebelumnya, penemuan mesin cetak merupakan gabungan antara elemen dalam masyarakat. Masyarakat menerima perkembangan media cetak karena tak lain sebagai sebuah kompleks budaya yang terus berkembang.[13]








KESIMPULAN
Ada beberapa era yang dapat dijadikan dasar pijakan untuk melihat sejarah perkembangan komunikasi masssa. Menurut Melvin DeFleur dan Sandra J. Ball-Rokeach dalam bukunya Theories Of mass communication (1989), disebutkan ada beberapa revolusi komunkasi massa:
  1. Zaman penggunaan tanda dan isyarat sebagai alat komunikasi (the age of signs and signals). Era ini merupakan yang paling awal dalam sejarah perkembangan manusia dan muncul jauh sebelum nenek moyang manusia dapat berjalan tegak.
  2. Zaman digunakannya percakapan dan bahasa sebagai alat berkomunikasi (the  age of speech and language). Era ini berjalan kira-kira 300.000 tahun sampai 200.000 tahun Sebelum Masehi (SM). Era ini ditandai dengan lahirnya embrio kemampuan untuk berbicara dan berbahasa secara terbata-bata dalam kelompok masyarakat tertentu.
  3. Zaman digunakannya tulisan sebagai alat komunikasi (the age of writing). Setelah berlangsung ribuan tahun lamanya, sampailah manusia kezaman tulisan (era ini muncul sekitar  5000 tahun SM). Artinya, komunikasi yang dilakukan tidak lagi mengandalkan lisan, tetapi tertulis, meskipun ini bukan berarti mereka tak lagi menggunakan komunikasi lisan. Mereka tetap menggunakannya, tetapi didukung pula oleh bahasa tulis.
  4. Zaman digunakannya media cetak sebagai alat komunikasi (the age of print). Salah satu penyempurnaan paling besar dari perkembangan komunikasi manusia adalah ditemukannya cetakan. Dan yang pertama kali memperkenalkan cara unik mencetak adalah John Gutenberg di Jerman pada tahun 1455.





DAFTAR PUSTAKA
Bill Yenne, 100 Peristiwa Yang Berpengaruh Di dalam sejarah Dunia, (Batam: Karisma Publishing Group, 1993).
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1998).
Ensklopedi Indonesia, Edisi Khusus Suplemen, (Jakarta: PT Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1987).
Nuruddin, Komunikasi Massa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003).
Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007).
Richard E. Porter, Larry A. Samovar, Komunikasi Antar Budaya, Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-Orang Berbeda Budaya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005).






[1] Nuruddin, Pengantar Komunikasi Massa, h. 41.
[2] Ibid, h. 42-43.
[3] Ensklopedi Indonesia, Edisi Khusus Suplemen, h. 1845.
[4] Richard E. Porter, Larry A. Samovar, Komunikasi Antar Budaya, Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-Orang  Berbeda Budaya, h. 12.
[5] Hafied Cangara, (Pengantar Ilmu Komunikasi), h. 5.
[6] Bill Yenne, (100 Peristiwa Yang Berpengaruh Di Dalam Sejarah Dunia), h. 14
[7] Ibid, h. 10
[8] Nuruddin, (Pengantar Komunikasi Massa), op cit, h. 49.
[9] Ibid, h. 45.
[10] Ibid, h. 53.
[11] Manu scripti adalah salinan yang dicetak degan menggunakan tangan.
[12] Nuruddin, (Komunikasi Massa), h.53
[13] Nuruddin, (Pengantar Komunikasi Massa), h. 58.