Jumat, 26 September 2014

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEACRH)


PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM ACTION RESEACRH)
 (Apa dan Mengapa Penelitian Tindakan Kelas ? )
MAKALAH
Diajukan Kepada Dosen Pengampu Di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim (STAIL) Surabaya Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Kuliah pada Mata Kuliah PTK




Oleh : Naharuddin
Jurusan : Dakwah 
 
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM (KPI)
JURUSAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL HAKIM
SURABAYA 1433 H / 2014 M


DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………........!
BAB I
a.      Pendahuluan………………………………………………………………………………
BAB II
a.      Pembahasan……………………………………………………………………………….
1.      Pengertian………………………………………………………………………………
2.      Asal-usul PTK………………………………………………………………………….
3.      Perbedaan PTK dan Penelitian Formal…………………………………………………
4.      Dasar-dasar Teoritis PTK………………………………………………………………
5.      Tipologi dan Scope PTK……………………………………………………………….
6.      Alasan Perlunya dilakukan PTK……………………………………………………….
BAB III
a.      Kesimpulan………………………………………………………………………………..
b.      Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….
c.       Power Point………………………………………………………………………………..















Pengantar Pemakalah
Alhamdulillah segala puji syukur hanya bagi Allah tuhan semesta alam yang telah memberikan kami hidayah dan nikmat yang tidak terhitung jumlahnya, sehingga dengan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami susun ini. Sholawat dan salam juga tak pernah terlupakan untuk selalu kami haturkan keharibaan manusia agung sepanjang zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan dan uswah bagi kami dan bagi umat Islam pada umumnya.
Dalam prose perkuliahan di kampus manapun memang sudah menjadi kewajiban bagi seorang mahasiswa untuk lebih aktif lagi dalam mengkaji tentang keilmuan, penelitian, eksprimen khususnya terkait dengan mata kuliah yang diambil oleh masing-masing mahasiswa. Hal ini juga terjadi kepada kami yang berada di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim Surabaya.
Pada kesempatan ini kami pemakalah dari kelompok pertama yang membahas tentang apa dan mengapa Penelitian Tindakan Kelas ? atau yang disingkat dengan istilah PTK. Telah rampung sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh dosen pengampu pada mata kuliah ini. Penulisan makalah yang singkat ini memang masih banyak kekurangan baik itu dari segi konten, bentuk tulisan, format tulisan dan tentunya ini akan mempengaruhi dalam menjelaskan atau presentasi nantinya.
Harapan terbesar dari kami kelompok pertama adalah mengingat dan manyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna sebagaimana yang diharapkan oleh para pembaca dan dosen pengampu khususnya. Masukan dan kritikan yang konstruktif kepada kami kelompok pertama merupakan hal yang kami dambakan, sebagai langkah perbaikan kedepannya tentunya dalam penyusanan makalah ilmiah dan yang lainnya.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca yang telah mengapresiasi hasil jerih payah kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga lembaran ini menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi kami dan para pembaca semuanya khususnya dalam Penelitian Tindakan Kelas. Demikian apa yang dapat kami antar dalam kata pengantar ini.





BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung bila proses belajar mengajar benar-benar dapat memberikan keberhasilan dan kepuasan, baik kepada siswa maupun guru. Hal itu hanya bisa terjadi bila guru menaruh perhatian pada keefektifan sistem pembelajarannya dan yang dipacu oleh suatu keinginan dan kemauan untuk selalu memperbaiki pembelajarannya. Dengan kata lain, ia harus bersedia mengakui kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya dan bersedia memperbaiki praktik profesionalnya.
Saat ini sudah mulai disadari bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) perlu dikuasai oleh semua guru dan calon guru sebagai salah satu sarana pengembangan keprofesionalannya. Selain itu, penelitian tindakan kelas (PTK) juga merupakan alat yang sangat ampuh untuk mengembangkan profesi guru dan calon guru melalui peningkatan kinerja, terutama peningkatan proses dan hasil pembelajaran.
Setelah menyelesaikan kajian mengenai Apa dan Mengapa Penelitian Tindakan Kelas ? pada bab ini, diharapkan para pembaca terutama pemakalah sendiri dapat memahami tentang apa itu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari mana awal mulanya model ini dikembangkan dan oleh siapa model ini ditemukan dan di praktikkan, perbedaan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan Penelitian Pendidikan Formal dan lain sebagainya.
Setelah diketahui betapa pentingnya Penelitian Tindakan Kelas bagi seorang guru maupun calon guru untuk menjadikan proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman saat ini.









BAB II
Pembahasan
A.    Pengertian PTK
Secara sederhana, PTK dapat didefinisikan sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran.[1]
Definisi lainnya menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk dan oleh masyarakat dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran.[2] Selain itu, PTK juga diartikan sebagai salah satu strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan menyelesaikan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain dengan melengkapi fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis. Dalam prakteknya, penelitian tindakan kelas menggabungkan tindakan bemakna dengan prosedur penelitian. Hal ini merupakan suatu upaya menyelasaikan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Secara sadar pihak yang terlibat (calon guru, guru, dosen, instruktur, widyaiwara, kepala sekolah dan warga masyarakat ) mencoba merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang diperhitungkan dapat menyelesaikan masalah atau memperbaiki situasi dan diperkirakan secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk memahami tingkat keberhasilannya.
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian refleksi yang dilaksanakan secara siklis (berdaur) oleh guru/calon guru di dalam kelas. Dikatakan demikian karena proses PTK dimulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas pembelajaran.
B.     Asal Usul PTK
Asal usul PTK banyak ditulis dan diperdebatkan orang. Salah satu sumber mengatakan bahwa istilah penelitian tindakan mula-mula diperkenalkan oleh Kurt Lewin pada tahun 1934. Setelah mengalami berbagai pengalaman praktis yang terkait dengan penelitian tindakan, pada tahun 1940-an Kurt Lewin mendefinisikan penelitian tindakan sebagai suatu proses pengembangan daya pikir reflektif, diskusi dan pengambilan keputusan sekaligus tindakan yang dilakukan oleh sekolompok orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian bersama mengenai kesulitan pribadi yang sama-sama mereka alami.[3]
Selanjutnya ada banyak turunan dalam berbagai penelitian tindakan yang mengikuti berbagai dasar pemikiran. Di Amerika akarnya adalah pergerakan pendidikan progresif yang dipelopori oleh John Dewey. Upaya di Inggris yang lebih diarahkan pada pembaruan kurikulum dan peningkatan keprofesionalan dalam mengajar.
C.    Perbedaan antara PTK dengan Penelitian Pendidikan Secara Formal
Selama ini penelitian untuk kepentingan pendidikan lebih banyak didominasi oleh penelitian formal antara lain penelitian deskriptif, penelitian korelasional, dan penelitian eksperimen. Salah satu kelemahan penelitian formal yakni karena banyaknya fenomena pendidikan, terutama untuk pembelajaran di kelas yang tidak dapat dijelaskan ataupun diatasi dengan pendekatan tersebut. Beberapa fonomena, seperti lamban belajar, hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan kelas, atau berbagai kasus pengajaran di kelas sering kali tidak dapat tertangkap oleh model penelitian formal dengan instrument-instrumen yang telah disiapkan dalam kontruksi tertentu.
Selain itu, pertanyaan-pertanyaan model penelitian kuantitatif juga sering kali tidak dapat merekam hal-hal tersebut. Penggunaan model mengajar dengan interaksi secara otoriter dan instruktif juga tidak dapat menyelasaikan masalah-masalah tersebut. Salah satu jalan keluar yang dipilih oleh para ahli pendidikan untuk mengatasinya yakni dengan model pendektan kualitatif. Para ahli pendidikan menganggap bahwa pendekatan kualitatif lebih akomodatif untuk pembelajaran di kelas.[4]


Tabel Perbedaan antara PTK dengan penelitian formal
Penelitian Formal
PTK
Dilakukan oleh orang luar kelas, misalnya dosen, ilmuan, mahasiswa yang melakukan eksprimen
Dilakukan oleh kepala sekolah, guru atau calon guru
Di lingkungan di mana variable-vriabel luar dapat dikendalikan
Di kelas dan di sekolah
Sampel harus represantatif
Kerepresentatifan sampel tidak menjadi persyaratan penting
Mengutamakan validitas internal dan eksternal
Lebih mengutamakan validitas internal
Menuntut penggunaan analisis statistic yang rumit, siknifikansi statistic yang ditentukan sejak awal dan memerikasa hubungan sebab akibat antar variabel
Tidak menuntut penggunaan analisis statisitk yang rumit dan menggunakan metode kualitatif
Mempersyarakan hipotesis
Tidak selalu menggunakan hipotesis
Mengembangkan teori
Memperbaiki praktek pembelajaran secara lansung
Hasil penelitian merupakan produk ilmu yang dapat digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas
Hasil penelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran di lingkungan pembelajaran tertentu tempat dilakukannya PTK
Berlansung secara linear (bergerak maju)
Berlangsung secara siklis (berdaur)
 Tidak kolaboratif dan individual
Kolaboratif dan kooperatif
Sumber: Dasna, 2007: 4-5 dan Mills, 2003: 4
D.    Dasar-Dasar Teoritis PTK
1.      Karakterisitik PTK
PTK mempunyai cirri khas yang dapat membedakannya dengan jenis penelitian lain. Sesuai namanya, ciri khas PTK adalah sebagai berikut:
a.       Masalah yang diteliti berupa masalah praktik pembelajaran sehari-hari di kelas yang dihadapi oleh guru.
b.      Diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.
c.       Terdapat perbedaan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan PTK
d.       Guru sendiri yang berperan sebagai peneliti, baik secara perorangan maupun kelompok.
2.      Tujuan PTK
Tujuan PTK dapat dideskripsikan sebagai berikut:
a.       PTK dilaksanakan demi peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran secara berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi professional pendidikan yang diemban oleh guru.
b.      Tujuan PTK ialah pengembangan-keterampilan guru untuk mennghadapi masalah aktual pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahnya sendiri.
c.       Tujuan penyerta PTK dapat ditumbuhkannya budaya meneliti di kalangan guru dan dosen LPTK sebagai pendidik.[5]
3.      Manfaat PTK
Berbagai macam manfaat yang diperoleh dari PTK memberikan harapan besar memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas:
a.       Guru dapat langsung mengubah atau memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar menjadi lebih baik dan lebih efektif.
b.      Guru dapat meneliti sendiri kegiatan praktik pembelajaran yang ia lakukan di kelas.
c.       Guru dapat melihat, merasakan dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan selama ini memiliki keefektifan yang tinggi.
d.      Meningkatkan mutu pengajaran dan hasil belajar peserta didik berdasarkan temuan langsung dari kelas guru sendiri.
4.      Model-Model PTK[6]
Terdapat beberapa model atau design PTK yang dapat diterapkan yaitu:
a.       Model PTK Kurt Lewin
Konsep pokok PTK Modek Kurt Lewin terdiri dari empat komponen a). Perencanaan, b). Tindakan, c). Pengamatan, d). Refleksi.
b.      Model PTK  McKernan
McKernan menjabarkan lebih rinci lagi proses PTK dalam tujuh langkah yang harus dicermati: a). Analisis situasi atau kenal medan, b). perumusan dan klasifikasi permasalahan, c). hipotesis tindakan, d). perencanaan tindakan, e). implementasi tindakan dengan monitoringnya, f). evaluasi hasil tindakan, g). refleksi dan pengambilan keputusan untuk pengembangan selanjutnya.
E.     Tipologi dan Scope PTK
Berdasarkan setting dan lokasinya terdapat bermacam-macam penelitian tindakan yang masinng-masing mempunyai penekanan berbeda.
a.       Participatory Action Research
Biasanya dilakukan sebagai strategi transformasi sosial yang menekankan pada keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki program, dan analisis problem sosial berbasis masyarakat.
b.      Critical Action Research
Biasanya dilakukan oleh kelompok yang secara kolektif mengkritisi masalah praktis dengan penekanan pada komitmen untuk bertindak menyempurnakan situasi, misalnya hal-hal yang terkait dengan ketimpangan ras atau gender.
c.       Classroom Action Rasearch
Biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran.
d.      Institusional Action Research
Biasanya dilakukan oleh pihak manajemen atau organisasi untuk meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas dalam suatu lembaga. Intinya tindakan yang berupaya menyelesaikan masalah-masalah organisasi atau manajemen melalui pertukaran pengalaman secara kritis.
Ditinjau dari scope atau ruang lingkupnya, penelitian tindakan dapat dilakaukan di berbagai level, antara lain:
a.       Penelitian tindakan skala makro
1). Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembiyaan pendidikan.
2). Meningkatkan angka partisipasi siswa tingkat SLTA.
3). Menggalakkan penulisan karya ilmiah penelitian oleh guru.
b.      Penelitian tindakan level sekolah
1). Meningkatkan kepedulian orang tua untuk mendorong belajar siswa.
2). Mengurangi jumlah kasus “School Vandalism” tawuran.
3). Menghidupkan unit produksi di sekolah kejuruan.
c.       Penelitian tindakan untuk guru (level kelas)
1). Meningkatkan “Time of Task” siswa dalam pembelajaran.
2). Merangsang anak untuk berani bertanya dalam KBM.
3). Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
4). Menumbuhkan kebetahan siswa belajar sejarah di perpustakaan.
F. Alasan perlunya dilakukan PTK
PTK perlu dilakukan karena dapat menjadi alat untuk meningkatkan kerjasama antar guru atau dosen. Selain kerja sama dalam LKG dan MGMP, kerja sama antar guru selama ini termasuk sesuatu yang langka. Kebanyakan guru hanya bertatap muka dengan siswanya dan berdiskusi mengenai pembelajaran dengan siswa. PTK dapat menjadi sarana ampuh bagi guru untuk bisa saling bertukar pikiran dan pengalaman mengenai masalah-masalah pembelajaran yang mereka hadapi bersama.
PTK juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi antara guru dengan dosen bidang studi yang sama. Di Jepang, kegiatan serupa PTK yang disebut sebagai “Lesson Study” menjadi sarana komunikasi antara guru dengan kepala sekolah dan dengan guru seluruh sekolah yang bersepakat memanfaatkannya untuk itu sebagai pengembangan sekolah.
Selain beberapa alasan tersebut, PTK dapat dijadikan sarana untuk naik pangkat dan sarana untuk melengkapi bukti kinerja yang dimasukkan ke dalam portofolio pada saat sertifikasi guru atau calon guru. Bila hasil PTK ditulis menjadi artikel, makalah atau laporan penelitian maka dapat dijadikan nilai tambah untuk memenuhi persyaratan naik pangkat atau naskah bukti dalam portofolio.
Alasan terpenting perlunya dilakukan PTK adalah guru tidak perlu takut kepada istilah penelitian yang sering memberi kesan harus baca buku tebal-tebal, artikel-artkel sulit karena berbahasa Inggris, belum lagi statistic inferensial yang rumit-rumit. PTK ini tidak memerlukan teori yang muluk-muluk dan statisik semacam itu karena dapat dilakukan dengan dasar rasa kepedulian dan perhatian kepada siswa serta hasil modal berpikir dan kreativitas serta kemauan guru.
Selain itu, PTK tidak dilakukan di dalam Laboratorium yang memerlukan bahan yang mahal atau peralatan yang serba canggih atau di luar kelas sehingga harus mengganggu dan meninggalkan pembelajaran, tetapi PTK cukup dilakukan di dalam kelas masing-masing pelaksanaannya. Jadi yang masih harus disediakan adalah pengetahuan megenai PTK (apa, mengapa, bagaimana) dan keinginan serta kemauan untuk melaksanakannya.

BAB III
Kesimpulan

Setelah membaca penjelasan dan uraian singkat di atas tentunya kita akan dapat mengambil intisari dari penjelasan mengenai Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul besarnya “Apa dan Mengapa Penelitian Tindakan Kelas ?. dan ini yang dapat disimpulkan oleh pemakalah dalam bab ini.
Pertama bahwa Penelitian Tindakan Kelas itu merupakan sebuah cara yang bertujuan untuk memecahkan masalah khususnya yang terkait dengan pembelajaran yang dilakukan lansung oleh guru atau calon guru dengan tidak usah menggunakan teori yang sulit atau harus mengeluarkan biaya yang banyak dan memerlukan perlengkapan yang serba mahal.
Kedua bahwa dengan adanya Penelitian Tindakan ini maka para guru akan terbantu dalam mengahadapi masalah pembelajaran dan dapat dirasakan manfaatnya baik itu bagi guru itu sendiri maupun bagi para siswa. Sehingga tujuan dalam pendidikan dapat terwujud dan tercapai sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
Ketiga, dengan adanya Penelitian Tindakan ini mendorong masyarakat, orang tua, ilmuan, guru untuk terus melakukan penelitian ilmiah terkait dengan masalah yang dihadapi oleh masing-masing orang.












DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Elliot, John. 1991. Action Research for Educational Change. Philadelphia: Open University Press
Susilo, Herawati 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan Calon guru). Malang, Bayumedia Publishing.
Susilo, Herawati dan Kisyani. 2006. Implementasi Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disajikan dalam pelatihan Dosen di Makassar dan Surabaya. April-Juni 2006.
Suryabrata. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rajawali Press.
.













POWER POINT


[1]. Prof. Dra. Herawati Susilo. Penelitian Tindakan Kelas, Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan Guru dan calon guru, Malang. Bayu Media Publishing. 2012. Hal 1.
[2]. Suhadi Ibnu. Konsep dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Guru dan Dosen MIPA.Makalah Seminar Exchange Experience. Malang  9-12 Juli 2003.
[3]. Depdikbud. Penelitian Tindakan Kelas,” Classroom Action Research” Jakarta. 1999. Hal 5
[4]. Dra. Husnul Chotimah. Penelitian Tindakan Kelas. Malang, Bayumedia Publishing, 2012. Hal 4-5
[5]. Yuyun Dwita Sari. Penelitian Tindakan Kelas “Classroom Action Research”. Malang, Bayumedia Publishing,       2012 hal. 8-9
[6]. Kisyani. Inplementasi Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disajikan dalam Pelatihan Dosen di Makassar dan Surabaya. Apri-Juni 2006.