PENELITIAN TINDAKAN KELAS (CLASSROOM
ACTION RESEACRH)
(Apa dan
Mengapa Penelitian Tindakan Kelas ? )
MAKALAH
Diajukan
Kepada Dosen Pengampu Di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman Al Hakim (STAIL) Surabaya Untuk Memenuhi
Sebagian Tugas Kuliah pada Mata Kuliah PTK
Oleh : Naharuddin
Jurusan : Dakwah
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
(KPI)
JURUSAN DAKWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL HAKIM
SURABAYA
1433 H / 2014 M
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar…………........!
BAB I
a.
Pendahuluan………………………………………………………………………………
BAB II
a.
Pembahasan……………………………………………………………………………….
1.
Pengertian………………………………………………………………………………
2.
Asal-usul
PTK………………………………………………………………………….
3.
Perbedaan
PTK dan Penelitian Formal…………………………………………………
4.
Dasar-dasar
Teoritis PTK………………………………………………………………
5.
Tipologi
dan Scope PTK……………………………………………………………….
6.
Alasan
Perlunya dilakukan PTK……………………………………………………….
BAB III
a.
Kesimpulan………………………………………………………………………………..
b.
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………….
c.
Power Point………………………………………………………………………………..
Pengantar
Pemakalah
Alhamdulillah segala puji syukur hanya bagi Allah tuhan semesta
alam yang telah memberikan kami hidayah dan nikmat yang tidak terhitung
jumlahnya, sehingga dengan kuasa-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang kami
susun ini. Sholawat dan salam juga tak pernah terlupakan untuk selalu kami
haturkan keharibaan manusia agung sepanjang zaman yakni Nabi Muhammad SAW yang
menjadi panutan dan uswah bagi kami dan bagi umat Islam pada umumnya.
Dalam prose perkuliahan di kampus manapun memang sudah menjadi
kewajiban bagi seorang mahasiswa untuk lebih aktif lagi dalam mengkaji tentang
keilmuan, penelitian, eksprimen khususnya terkait dengan mata kuliah yang
diambil oleh masing-masing mahasiswa. Hal ini juga terjadi kepada kami yang
berada di Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim Surabaya.
Pada kesempatan ini kami pemakalah dari kelompok pertama yang
membahas tentang apa dan mengapa Penelitian Tindakan Kelas ? atau yang
disingkat dengan istilah PTK. Telah rampung sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan oleh dosen pengampu pada mata kuliah ini. Penulisan makalah yang
singkat ini memang masih banyak kekurangan baik itu dari segi konten, bentuk
tulisan, format tulisan dan tentunya ini akan mempengaruhi dalam menjelaskan
atau presentasi nantinya.
Harapan terbesar dari kami kelompok pertama adalah mengingat dan
manyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari sempurna
sebagaimana yang diharapkan oleh para pembaca dan dosen pengampu khususnya.
Masukan dan kritikan yang konstruktif kepada kami kelompok pertama merupakan
hal yang kami dambakan, sebagai langkah perbaikan kedepannya tentunya dalam
penyusanan makalah ilmiah dan yang lainnya.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada para pembaca yang
telah mengapresiasi hasil jerih payah kami dalam penyusunan makalah ini. Semoga
lembaran ini menjadi hal yang sangat bermanfaat bagi kami dan para pembaca
semuanya khususnya dalam Penelitian Tindakan Kelas. Demikian apa yang dapat
kami antar dalam kata pengantar ini.
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Proses belajar mengajar yang efektif dan bermakna akan berlangsung
bila proses belajar mengajar benar-benar dapat memberikan keberhasilan dan
kepuasan, baik kepada siswa maupun guru. Hal itu hanya bisa terjadi bila guru
menaruh perhatian pada keefektifan sistem pembelajarannya dan yang dipacu oleh
suatu keinginan dan kemauan untuk selalu memperbaiki pembelajarannya. Dengan
kata lain, ia harus bersedia mengakui kekurangan-kekurangan yang ada dalam
dirinya dan bersedia memperbaiki praktik profesionalnya.
Saat ini sudah mulai disadari bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)
perlu dikuasai oleh semua guru dan calon guru sebagai salah satu sarana
pengembangan keprofesionalannya. Selain itu, penelitian tindakan kelas (PTK)
juga merupakan alat yang sangat ampuh untuk mengembangkan profesi guru dan
calon guru melalui peningkatan kinerja, terutama peningkatan proses dan hasil
pembelajaran.
Setelah menyelesaikan kajian mengenai Apa dan Mengapa Penelitian
Tindakan Kelas ? pada bab ini, diharapkan para pembaca terutama pemakalah sendiri
dapat memahami tentang apa itu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Research), dari mana awal mulanya model ini dikembangkan dan oleh siapa model
ini ditemukan dan di praktikkan, perbedaan antara Penelitian Tindakan Kelas
dengan Penelitian Pendidikan Formal dan lain sebagainya.
Setelah diketahui betapa pentingnya Penelitian Tindakan Kelas bagi
seorang guru maupun calon guru untuk menjadikan proses belajar mengajar menjadi
lebih baik dan berkembang sesuai dengan kemajuan zaman saat ini.
BAB
II
Pembahasan
A.
Pengertian PTK
Secara sederhana, PTK dapat didefinisikan sebagai sebuah proses
investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang
dilakukan oleh guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau
situasi pembelajaran.[1]
Definisi lainnya menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah
penelitian tentang, untuk dan oleh masyarakat dengan memanfaatkan interaksi,
partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan kelompok sasaran.[2]
Selain itu, PTK juga diartikan sebagai salah satu strategi penyelesaian masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam
mendeteksi dan menyelesaikan masalah. Dalam prosesnya, pihak-pihak yang
terlibat saling mendukung satu sama lain dengan melengkapi fakta-fakta dan
mengembangkan kemampuan analisis. Dalam prakteknya, penelitian tindakan kelas
menggabungkan tindakan bemakna dengan prosedur penelitian. Hal ini merupakan
suatu upaya menyelasaikan masalah sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Secara
sadar pihak yang terlibat (calon guru, guru, dosen, instruktur, widyaiwara,
kepala sekolah dan warga masyarakat ) mencoba merumuskan suatu tindakan atau
intervensi yang diperhitungkan dapat menyelesaikan masalah atau memperbaiki
situasi dan diperkirakan secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk memahami
tingkat keberhasilannya.
Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian refleksi yang dilaksanakan secara siklis
(berdaur) oleh guru/calon guru di dalam kelas. Dikatakan demikian karena proses
PTK dimulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk
memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas
pembelajaran.
B.
Asal Usul PTK
Asal usul PTK banyak ditulis dan diperdebatkan orang. Salah satu
sumber mengatakan bahwa istilah penelitian tindakan mula-mula diperkenalkan
oleh Kurt Lewin pada tahun 1934. Setelah mengalami berbagai pengalaman praktis
yang terkait dengan penelitian tindakan, pada tahun 1940-an Kurt Lewin
mendefinisikan penelitian tindakan sebagai suatu proses pengembangan daya pikir
reflektif, diskusi dan pengambilan keputusan sekaligus tindakan yang dilakukan
oleh sekolompok orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian bersama
mengenai kesulitan pribadi yang sama-sama mereka alami.[3]
Selanjutnya ada banyak turunan dalam berbagai penelitian tindakan
yang mengikuti berbagai dasar pemikiran. Di Amerika akarnya adalah pergerakan pendidikan
progresif yang dipelopori oleh John Dewey. Upaya di Inggris yang lebih
diarahkan pada pembaruan kurikulum dan peningkatan keprofesionalan dalam
mengajar.
C.
Perbedaan antara PTK dengan Penelitian Pendidikan Secara Formal
Selama ini penelitian untuk kepentingan pendidikan lebih banyak
didominasi oleh penelitian formal antara lain penelitian deskriptif, penelitian
korelasional, dan penelitian eksperimen. Salah satu kelemahan penelitian formal
yakni karena banyaknya fenomena pendidikan, terutama untuk pembelajaran di
kelas yang tidak dapat dijelaskan ataupun diatasi dengan pendekatan tersebut.
Beberapa fonomena, seperti lamban belajar, hal-hal yang berkaitan dengan
pengelolaan kelas, atau berbagai kasus pengajaran di kelas sering kali tidak
dapat tertangkap oleh model penelitian formal dengan instrument-instrumen yang
telah disiapkan dalam kontruksi tertentu.
Selain itu, pertanyaan-pertanyaan model penelitian kuantitatif juga
sering kali tidak dapat merekam hal-hal tersebut. Penggunaan model mengajar dengan
interaksi secara otoriter dan instruktif juga tidak dapat menyelasaikan
masalah-masalah tersebut. Salah satu jalan keluar yang dipilih oleh para ahli
pendidikan untuk mengatasinya yakni dengan model pendektan kualitatif. Para
ahli pendidikan menganggap bahwa pendekatan kualitatif lebih akomodatif untuk
pembelajaran di kelas.[4]
Tabel Perbedaan
antara PTK dengan penelitian formal
Penelitian Formal
|
PTK
|
Dilakukan oleh orang luar kelas, misalnya dosen, ilmuan,
mahasiswa yang melakukan eksprimen
|
Dilakukan oleh kepala sekolah, guru atau calon guru
|
Di lingkungan di mana variable-vriabel luar dapat dikendalikan
|
Di kelas dan di sekolah
|
Sampel harus represantatif
|
Kerepresentatifan sampel tidak menjadi persyaratan penting
|
Mengutamakan validitas internal dan eksternal
|
Lebih mengutamakan validitas internal
|
Menuntut penggunaan analisis statistic yang rumit, siknifikansi
statistic yang ditentukan sejak awal dan memerikasa hubungan sebab akibat
antar variabel
|
Tidak menuntut penggunaan analisis statisitk yang rumit dan
menggunakan metode kualitatif
|
Mempersyarakan
hipotesis
|
Tidak selalu menggunakan hipotesis
|
Mengembangkan teori
|
Memperbaiki praktek pembelajaran secara lansung
|
Hasil penelitian merupakan produk ilmu yang dapat
digeneralisasikan ke populasi yang lebih luas
|
Hasil penelitian merupakan peningkatan mutu pembelajaran di
lingkungan pembelajaran tertentu tempat dilakukannya PTK
|
Berlansung secara linear (bergerak maju)
|
Berlangsung secara siklis (berdaur)
|
Tidak kolaboratif dan
individual
|
Kolaboratif dan kooperatif
|
Sumber: Dasna, 2007: 4-5 dan Mills, 2003: 4
D.
Dasar-Dasar Teoritis PTK
1.
Karakterisitik PTK
PTK
mempunyai cirri khas yang dapat membedakannya dengan jenis penelitian lain.
Sesuai namanya, ciri khas PTK adalah sebagai berikut:
a.
Masalah
yang diteliti berupa masalah praktik pembelajaran sehari-hari di kelas yang
dihadapi oleh guru.
b.
Diperlukan
tindakan-tindakan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut dalam rangka
memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.
c.
Terdapat
perbedaan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan PTK
d.
Guru sendiri yang berperan sebagai peneliti,
baik secara perorangan maupun kelompok.
2.
Tujuan PTK
Tujuan PTK dapat dideskripsikan
sebagai berikut:
a.
PTK
dilaksanakan demi peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran secara
berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada terlaksananya misi
professional pendidikan yang diemban oleh guru.
b.
Tujuan
PTK ialah pengembangan-keterampilan guru untuk mennghadapi masalah aktual
pembelajaran di kelasnya dan atau di sekolahnya sendiri.
c.
Tujuan
penyerta PTK dapat ditumbuhkannya budaya meneliti di kalangan guru dan dosen
LPTK sebagai pendidik.[5]
3.
Manfaat PTK
Berbagai
macam manfaat yang diperoleh dari PTK memberikan harapan besar memecahkan
masalah-masalah pembelajaran di kelas:
a.
Guru
dapat langsung mengubah atau memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar
menjadi lebih baik dan lebih efektif.
b.
Guru
dapat meneliti sendiri kegiatan praktik pembelajaran yang ia lakukan di kelas.
c.
Guru
dapat melihat, merasakan dan menghayati apakah praktik-praktik pembelajaran
yang dilakukan selama ini memiliki keefektifan yang tinggi.
d.
Meningkatkan
mutu pengajaran dan hasil belajar peserta didik berdasarkan temuan langsung
dari kelas guru sendiri.
4.
Model-Model PTK[6]
Terdapat
beberapa model atau design PTK yang dapat diterapkan yaitu:
a.
Model
PTK Kurt Lewin
Konsep pokok PTK Modek Kurt Lewin
terdiri dari empat komponen a). Perencanaan, b). Tindakan, c). Pengamatan, d).
Refleksi.
b.
Model
PTK McKernan
McKernan menjabarkan
lebih rinci lagi proses PTK dalam tujuh langkah yang harus dicermati: a).
Analisis situasi atau kenal medan, b). perumusan dan klasifikasi permasalahan,
c). hipotesis tindakan, d). perencanaan tindakan, e). implementasi tindakan
dengan monitoringnya, f). evaluasi hasil tindakan, g). refleksi dan pengambilan
keputusan untuk pengembangan selanjutnya.
E.
Tipologi dan Scope PTK
Berdasarkan setting dan lokasinya terdapat bermacam-macam
penelitian tindakan yang masinng-masing mempunyai penekanan berbeda.
a.
Participatory
Action Research
Biasanya
dilakukan sebagai strategi transformasi sosial yang menekankan pada
keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki program, dan analisis problem sosial
berbasis masyarakat.
b.
Critical
Action Research
Biasanya
dilakukan oleh kelompok yang secara kolektif mengkritisi masalah praktis dengan
penekanan pada komitmen untuk bertindak menyempurnakan situasi, misalnya
hal-hal yang terkait dengan ketimpangan ras atau gender.
c.
Classroom
Action Rasearch
Biasanya dilakukan
oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada
penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran.
d.
Institusional
Action Research
Biasanya dilakukan oleh pihak manajemen atau organisasi untuk
meningkatkan kinerja, proses, dan produktivitas dalam suatu lembaga. Intinya
tindakan yang berupaya menyelesaikan masalah-masalah organisasi atau manajemen
melalui pertukaran pengalaman secara kritis.
Ditinjau
dari scope atau ruang lingkupnya, penelitian tindakan dapat dilakaukan di
berbagai level, antara lain:
a.
Penelitian
tindakan skala makro
1). Meningkatkan partisipasi dunia
usaha dalam pembiyaan pendidikan.
2). Meningkatkan angka partisipasi
siswa tingkat SLTA.
3). Menggalakkan penulisan karya
ilmiah penelitian oleh guru.
b.
Penelitian
tindakan level sekolah
1).
Meningkatkan kepedulian orang tua untuk mendorong belajar siswa.
2). Mengurangi
jumlah kasus “School Vandalism” tawuran.
3).
Menghidupkan unit produksi di sekolah kejuruan.
c.
Penelitian
tindakan untuk guru (level kelas)
1). Meningkatkan
“Time of Task” siswa dalam pembelajaran.
2). Merangsang
anak untuk berani bertanya dalam KBM.
3). Mengatasi
kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit.
4). Menumbuhkan kebetahan siswa belajar sejarah di perpustakaan.
F. Alasan
perlunya dilakukan PTK
PTK perlu dilakukan karena dapat menjadi alat untuk meningkatkan
kerjasama antar guru atau dosen. Selain kerja sama dalam LKG dan MGMP, kerja
sama antar guru selama ini termasuk sesuatu yang langka. Kebanyakan guru hanya
bertatap muka dengan siswanya dan berdiskusi mengenai pembelajaran dengan
siswa. PTK dapat menjadi sarana ampuh bagi guru untuk bisa saling bertukar
pikiran dan pengalaman mengenai masalah-masalah pembelajaran yang mereka hadapi
bersama.
PTK juga dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dan kolaborasi
antara guru dengan dosen bidang studi yang sama. Di Jepang, kegiatan serupa PTK
yang disebut sebagai “Lesson Study” menjadi sarana komunikasi antara guru
dengan kepala sekolah dan dengan guru seluruh sekolah yang bersepakat
memanfaatkannya untuk itu sebagai pengembangan sekolah.
Selain beberapa alasan tersebut, PTK dapat dijadikan sarana untuk
naik pangkat dan sarana untuk melengkapi bukti kinerja yang dimasukkan ke dalam
portofolio pada saat sertifikasi guru atau calon guru. Bila hasil PTK ditulis
menjadi artikel, makalah atau laporan penelitian maka dapat dijadikan nilai
tambah untuk memenuhi persyaratan naik pangkat atau naskah bukti dalam
portofolio.
Alasan terpenting perlunya dilakukan PTK adalah guru tidak perlu
takut kepada istilah penelitian yang sering memberi kesan harus baca buku
tebal-tebal, artikel-artkel sulit karena berbahasa Inggris, belum lagi
statistic inferensial yang rumit-rumit. PTK ini tidak memerlukan teori yang
muluk-muluk dan statisik semacam itu karena dapat dilakukan dengan dasar rasa
kepedulian dan perhatian kepada siswa serta hasil modal berpikir dan
kreativitas serta kemauan guru.
Selain itu, PTK
tidak dilakukan di dalam Laboratorium yang memerlukan bahan yang mahal atau
peralatan yang serba canggih atau di luar kelas sehingga harus mengganggu dan
meninggalkan pembelajaran, tetapi PTK cukup dilakukan di dalam kelas
masing-masing pelaksanaannya. Jadi yang masih harus disediakan adalah
pengetahuan megenai PTK (apa, mengapa, bagaimana) dan keinginan serta kemauan
untuk melaksanakannya.
BAB III
Kesimpulan
Setelah membaca penjelasan dan uraian singkat di atas tentunya kita
akan dapat mengambil intisari dari penjelasan mengenai Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul besarnya “Apa dan Mengapa Penelitian Tindakan Kelas ?.
dan ini yang dapat disimpulkan oleh pemakalah dalam bab ini.
Pertama bahwa Penelitian Tindakan Kelas itu merupakan sebuah cara
yang bertujuan untuk memecahkan masalah khususnya yang terkait dengan
pembelajaran yang dilakukan lansung oleh guru atau calon guru dengan tidak usah
menggunakan teori yang sulit atau harus mengeluarkan biaya yang banyak dan
memerlukan perlengkapan yang serba mahal.
Kedua bahwa dengan adanya Penelitian Tindakan ini maka para guru
akan terbantu dalam mengahadapi masalah pembelajaran dan dapat dirasakan
manfaatnya baik itu bagi guru itu sendiri maupun bagi para siswa. Sehingga
tujuan dalam pendidikan dapat terwujud dan tercapai sesuai dengan apa yang
telah ditetapkan.
Ketiga, dengan adanya Penelitian Tindakan ini mendorong masyarakat,
orang tua, ilmuan, guru untuk terus melakukan penelitian ilmiah terkait dengan
masalah yang dihadapi oleh masing-masing orang.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud.
1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Elliot, John.
1991. Action Research for Educational Change. Philadelphia: Open
University Press
Susilo,
Herawati 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Sebagai Sarana Pengembangan
Keprofesionalan Guru dan Calon guru). Malang, Bayumedia Publishing.
Susilo,
Herawati dan Kisyani. 2006. Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.
Makalah disajikan dalam pelatihan Dosen di Makassar dan Surabaya. April-Juni
2006.
Suryabrata.
1983. Metodologi Penelitian. Jakarta. Rajawali Press.
.
POWER
POINT
[1]. Prof. Dra.
Herawati Susilo. Penelitian Tindakan Kelas, Sebagai Sarana Pengembangan
Keprofesionalan Guru dan calon guru, Malang. Bayu Media Publishing. 2012.
Hal 1.
[2].
Suhadi Ibnu. Konsep
dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Guru dan Dosen MIPA.Makalah
Seminar Exchange Experience. Malang 9-12
Juli 2003.
[3]. Depdikbud. Penelitian
Tindakan Kelas,” Classroom Action Research” Jakarta. 1999. Hal 5
[4]. Dra. Husnul
Chotimah. Penelitian Tindakan Kelas. Malang, Bayumedia Publishing, 2012.
Hal 4-5
[5]. Yuyun Dwita
Sari. Penelitian Tindakan Kelas “Classroom Action Research”. Malang,
Bayumedia Publishing, 2012 hal. 8-9
[6].
Kisyani. Inplementasi
Penelitian Tindakan Kelas. Makalah disajikan dalam Pelatihan Dosen di
Makassar dan Surabaya. Apri-Juni 2006.