MAKALAH
PERENCANAAN
SISTEM PEMBELAJARAN
ANALISIS
KURIKULUM, KALENDER PENDIDIKAN
dan JADWAL MENGAJAR
Dosen Pembimbing : Dr. Isa Anshori, M.Si
Oleh :
Naharuddin
Sekolah Tinggi
Agama Islam Luqman Al-Hakim
Surabaya
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha
untuk melakukan proses pembelajaran bagi peserta didik untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diterapkan di suatu negara.Pendidikan tidak
terlepas dari kurikulum pendidikan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Kurikulum merupakan suatu metode yang digunakan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di suatu negara. Kurikulum yang dipakai saat ini, mengacu pada
Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Kurikulum yang digunakan
sebelum tahun 2013 adalah kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan),
akan tetapi dinilai dari berbagai sudut kurikulum yang digunakan saat itu
masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu pemerintah merancang
kurikulum baru yaitu Struktur Kurikulum 2013[1].
Oleh karena itu kita selaku calon pendidik perlu mengetahui
dan menganalisis kurikulum 2013, kalender pendidikan serta jadwal pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Dianalisis Dalam
Kurikulum 2013?
2. Bagaimana Cara Menganalisis
Perencanaan Pembelajaran?
3. Apa gunanya Menganalisis Kalender
Pendidikan?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Kelebihan, Kekurangan
dan Sturuktur Kurikulum 2013.
2. Untuk Memahami Langka-Langka
Pembelajaran.
3. Agar Mengetahui Cara Menselaraskan
Kalender Pendidikan Kurikulum 2013 dan Kalender Pendidikan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
ANALISIS KURIKULUM 2013
1.
Analisis Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013
Ø Kelebihan Kurikulum 2013
Kurikulum
2013 sangat mementingkan kreatif, inovatif dan karakter pendidikan yang nantinya terintegrasi menjadi satu.
Misalnya, pendidikan budi pekerti dan karakter harus diintegrasikan ke semua
program studi,” kata Prof Anna Suhaenah Suparno dari Kementerian Pendidikan.[2]
Ia mengatakan asumsi dari kurikulum itu adalah tidak ada perbedaan antara anak
desa atau kota. Anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.Menurut dia, potensi siswa perlu dirangsang dari
awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
Namun,
kata dia, kunci terpenting adalah kesiapan pada guru. Guru, lanjut dia, juga
harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan
calon guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalis secara terus menerus.
Ø Kelemahan Kurikulum 2013
Saat
ini, KTSP saja baru menuju uji coba dan ada beberapa sekolah yang belum
me-laksanakannya. Bagaimana bisa, kurikulum 2013 ditetapkan tanpa ada evaluasi
dari pe-laksanaan kurikulum sebelumnya,” katanya di Yogyakarta, Senin lalu.
Kelemahan lainnya, lanjut Wuryadi, pemerintah seolah melihat semua guru dan
siswa me-miliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak
pernah dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
Wuryadi
juga menilai tak adanya keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran
danhasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan
ujian nasional (UN) masih diberlakukan. “UN hanya mendorong orientasi
pendidikan pada hasil dan sama sekali tidak memperhatikan proses pembelajaran.
Hal ini berdampak pada dikesampingkannya mata pelajaran yang tidak diujikan
dalam UN. Padahal, mata pelajaran non-UN juga memberikan kontribusi besar untuk
mewujudkan tujuan pendidikan,” tambahnya.
Kelemahan penting lainnya, pengintegrasian
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untukjenjang pendidikan dasar. Dewan Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
(IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untukjenjang pendidikan dasar. Dewan Pendidikan DIY menilai langkah ini tidak tepat karena rumpun ilmu mata pelajaran-mata pelajaran itu berbeda.
2. Struktur Baru Kurikulum 2013
Draf Struktur Kurikulum 2013 SD
inilah bentuk kurikulum baru 2013 yang akan diberlakukan pada anak-anak tingkat
sekolah dasar (SD). Enam Mata Pelajaran Berbasis Tematik. Mata pelajaran untuk anak
SD yang semula berjumlah 10 mata pelajaran dipadatkan menjadi enam mata pelajaran,
yaitu:[3]
1) Agama,
2) PPKn,
3) Matematika,
4) Bahasa Indonesia,
5) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,
6) Seni Budaya
Sementara empat
mata pelajaran yang dulu berdiri sendiri, yaitu:[4]
1) IPA,
2) IPS,
3) Muatan lokal, dan
4) Pengembangan diri
5) Diintegrasikan dengan enam mata
pelajaran lainnya.
B.
ANALISIS PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Perencanaan pembelajaran adalah
pemikiran atau persiapan berupa berbagai komponen kegiatan pembelajaran yang
dibuat oleh guru untuk melaksanakan tugas belajar mengajaran dengan menarapkan
prinsip-prinsip pembelajaran dan melalui langkah-langkah pembelajaran guna
mencapai tujuan pembelajaran.[5]
Sebelum
menyusun program pembelajaran, guru terlebih dahulu harus memiliki kecakapan
berfikir dan menganalisis mengenai:
1) Apa yang akan diajarkan dan untuk
apa itu diajarkan?
2) Kegiatan dan materi apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan?
3) Kapan kegiatan itu dilaksanakan dan
materi tersebut diberikan kepada siswa?
4) Bagaimna cara pembelajaran dan
prosedur pencapaiannya?
5) Bagaimana cara mengukur dan menilai
keberhasilan pembelajaran tersebut?
Untuk membantu proses analisis tersebut
maka James M. Cooper guru harus memiliki empat kopetensi:
1. Pengetahuan tentang “belajar dan
tingkah laku” anak didik dan mampuh menerjemahkan ke situasi riil,
2. Memiliki sikap yang tepat terhadap
diri sendiri, sekoalah, peserta didik, teman sejawat dan mata pembelajaran yang
dibina,
3. Menguasai mata pembelajaran yang
akan diajarkan,
4. Memiliki keterampilan teknis dalam
mengajar, yakni ketrampilan merencanakan pelajaran, bertanya, menilai
pencapaiian serta didik, menggunakan starategi belajar mengajar, mengelolah
kelas dan memotivasi peserta didik.
C.
ANALISIS KALENDER PENDIDIKAN
Alokasi waktu yang terdapat pada
kurikulum, dalam penyelenggaraannya di sekolah harus disesuaikan dengan
kalender pendidikan di sekolah. Dengan penyesuaian ini, konsekwensinya guru
harus memapatkan materi yang disajikan, Karena terkadang jumlah waktu yang di
butuhkan menurut Kurikulum lebih banyak daripada waktu yang tersedia di sekolah
(kalender pendidikan). Di samping itu guruharus menyesuikan jadwal pelajaran
yang ada,yakni pembagian tugas mengajar yang diberikan di sekolah.[6]
Fungsi kurikulum dan kalender
pendidikan dalam perencanaan program sistem pembembelajaran
Baik kurikulum maupun kalender
pendidikan berfungsi sebagai pedoman guru dalam merencanakanprogram
pembelajaran yang hendak diselenggarakan di sekolah, terutama dalam penentuan:
1. Waktu pengelenggaraan aktivitas
berbagai bahasan dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah yang
bersangkutan (Analisis Program pembejaran).
2. Jenis dan bnentik kegiatan penyajian
materi materi pelajaran dan evaluasi di sekolah pada waktu tang tersedia
(Program tahunan. Program semester, pengembangan silabus, system penilian dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
BAB III
KESIMPULAN
Analisis Kurikulum, perencanaan pembelajaran
dan kalender pembelajaran adalah dokumen yang dibuat untuk menjadi petunjuk dan
arahan kemana pendidikan akan dibawa dan pola pendidikan seperti apa yang
hendak diterapkan dan dianggap cocok dan tepat agar dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Kebutuhan siswa dimasa kini dan masa yang akan
datang harus termuat dalam sebuah kurikulum. Aliran progresivisme menekankan
pada pentingnya melayani perbedaan individual dan pembelajaran berpusat pada
peserta didik[7].
UU no 20 tahun 2013 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ronald C
Doll menyatakan bahwa kurikulum sekolah adalah isi dan proses formal maupun
nonformal yang mengantarkan peserta didik memperoleh pengetahuan dan pemahaman.
Peserta didik mengalami perkembangan keterampilan, perubahan tingkah laku,
apresiasi, dan nilai-nilai dibawah lembaga pendidikan. Sedangkan Caswell dan
Campbell, menyatakan bahwa kurikulum adalah semua pengalaman yang diperoleh
anak-anak dibawah panduan guru.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, Isa. Perencaan
Sistem pembelajaran. Sidoarjo: Muhamadiyah Unerversity Press. 2009.
Ilham Mahesa Sinaga, Dampak
Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN (2013)
Ilham Mahesa Sinaga, Uji Publik
Kurikulum 2013 (2014)
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran berdasarkan system,
PT. Citra aditya Bakti Bandung 1990.
Pidarta Made, Pengelolahan kelas, Usaha Nasional. Surabaya,
1970
[1] . Ilham Mahesa Sinaga, Dampak
Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN (2012).
Internet (dikutip pada tanggal 11/09/2014).
[2] . ibid
[3] . Ilham Mahesa Sinaga, Dampak
Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UN
(2013). Internet
(dikutip pada tanggal 11/09/2014).
[4] .
ibid
[5] .
Isa Anshori, Perencaan Sistem pembelajaran, Sidoarjo: Muhamadiyah unerversity
Press. 2009. Hal 114-115
[6] .
Ibid. Hal 113
[7] . Hamalik Oemar, Perencanaan
Pengajaran berdasarkan system, PT. Citra aditya Bakti Bandung 1990. Hal 92.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar