ANALISIS PESAN DAKWAH PADA HALAQAH USROH PIMPINAN DAERAH HIDAYATULLAH
SURABAYA
PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan
Kepada Jurusan Dakwah Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam (KPI)
Sekolah
Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (S. Kom. I)
Oleh :
Naharuddin
NIM : 201131110016
JURUSAN DAKWAH
(KPI) PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL-HAKIM
SURABAYA
2015
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Bagi pengamat
sejarah perkembangan Islam merupakan hal yang sangat menakjubkan, ini merupakan
batu loncatan yang sangat mengherankan. Dalam tempo seabad saja Islam sudah tersebar yang hampir menguasai separuh
dunia. Menghancurkan kerajaan-kerajaan besar, mengadakan revolusi berfikir
dalam jiwa dan bangsa. Dan sekaligus membina sutu dunia baru yaitu “dunia
Islam”.[1]
Penyebaran agama Islam keseluruh penjuru dunia melalui proses dakwah baik itu
dakwah bil lisan, bil hal dan bil qalam.
Dakwah merupakan
hal yang penting dalam Islam. Sehingga sering dikatakan bahwa Islam adalah
agama dakwah. Melalui dakwah, ajaran Islam berkembang dan tersebar luas
keseluruh penjuru dunia. Melalui dakwah pula ajaran Islam diamalkan oleh para
pemeluknya sehingga tercermin dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bernegara.
Sebagai agama
Islam, dakwah merupakan tata nilai yang senang tiasa bergerak menyesuaikan
terhadap sebuah kondisi yang senang tiasa dinamis. Karena itu dakwah yang
dilakukan akan selalu mempertimbangkan aspek materi yang menjadi subtansi
informasi dalam proses tersebut. Dakwah juga pada hakikatnya merupakan aktualisasi
imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia untuk melakukan
proses rekayasa sosial melalui usaha mempelajari cara merasa, berfikir,
bersikap, dan bertindak. Manusia pada dataran kenyataan individual dan
sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terujudnya ajaran Islam dalam semua
segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.[2]
Semakin maraknya
aktifitas dakwah, maka para aktifis dakwah (da’i) akan berlomba-lomba untuk
memberikan serangkaiian materi yang akan disampaikan pada setiap kesempatan.
Hal ini sangat terkait dengan pemilihan materi terhadap pola pengembangan
dakwah, baik secara individu maupun kelembagaan (organanisasi). Dengan
demikian. Pentinya merumusakan sebuah pendekatan alternatif dalam
memperkenalkan Islam secara komprensif sangatlah penting.
Masalah menyampaikan kebenaran tidak bisa ditawar lagi karena Islam telah
meletakkan kewajiban dakwah kepada pemeluknya.[3] Bahkan
hal ini telah dijelaskan di dalam al-qur’an bahwa berdakwah merupakan salah
satu aktifitas yang diperintahkan oleh Allah SWT.
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôt n<Î) Îösø:$# tbrããBù'tur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztur Ç`tã Ìs3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd cqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ
Artinya:
“dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeruh kepada
kebajikan, menyeruh (perbuatan) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar.
Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-imran: 104).[4]
Dari ayat di
atas terdapat kata (menyeruh). Maka
dapat diartikan bahwa menyeruh merupakan aktifitas dakwah baik melalui lisan,
tulisan, tingka laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana
dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun sacara
kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, sikap, penghayatan serta
pengalaman terhadap ajaran agama sebagai
messege yang di sampaikan kepadanya
(mad’u) tanpa ada unsur-unsur paksaan.[5]
Dakwah menurut
M. Ali Aziz segala aktifitas penyampaian ajaran Islam kepada orang lain dengan
cara bijaksana untuk tercapainya individu dan masyarakat yang bisa menghayati
dan mengaplikasihkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Usaha dakwah
dilakukan dengan tulisan maupun lisan yakni yang bersifat mengajak, menyeruh
agar mentaati perintah Allah dan
menjahui larangannya.[6]
Seperti
diketahui, saat ini kita dapat menjumpai penomena maraknya halaqah di
mana-mana. Baik itu di kampus, sekolah, kantor, masjid, maupun di rumah-rumah
penduduk. Ini bukan hanya fenomena yang terjadi Indonesia, tapi juga di
negara-negara Islam lainnya. Fenomena maraknya halaqah (di beberapa kalangan
disebut juga dengan usroh, mentoring,
ta’lim, tarbiyah, pengajian kelompok, dan lain-lain), merupakan fenomena
yang wajar. Seiring dengan makin banyaknya orang yang kembali kepada Islam.
Halaqah diyakini oleh mereka yang mengikutinya sebagai sarana yang efektif
untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara rutin dan konsisten.
Dahulu, halaqah lebih
banyak berjalan secara diam-diam, bahkan rahasia. Namun saat ini, bersamaan
dengan datangnya era reformasi, halaqah menjadi sesuatu yang inklusif dan
terbuka. Semua orang Islam bisa mempelajari dan mengikutinya, tanpa ada amniyah
(rahasia informasi) yang banyak seperti dulu lagi.
Pentingnya
halaqah meningkatkan produktivitasnya dan berjalan secara dinamis serta
menggairahkan tak perlu dipertanyakan lagi. Sebab secara fitrah, manusia memang
tidak suka berjalan di tempat dan berada dalam suasana menjemukan. Mereka tak
akan betah berlama-lama dalam suasana seperti itu. Padahal di halaqah kita
dituntut untuk betah berlama-lama. Hal ini terkait dengan tujuan halaqah sebagai
sarana pembelajaran Islam seumur hidup dalam rangka membentuk muslim paripurna.
Disinilah letaknya urgensi mengapa halaqah perlu senantiasa meningkatkan
produktivitasnya dan meningkatkan suasana yang menggairahkan.
Dakwah dalam
halaqah merupakan cara untuk mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada
individu maupun masyarakat. Dakwah dapat dilakukan dengan perantara maupun
secara langsung. Dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, merupakan
penyampaian pesan dakwah kepada mad’u dengan perantara. Sedangkan penyampaian
pesan secara langsung dilakukan dengan cara pengajian, cerama di depan audiens,
halaqah dan lain-lain.
Dalam berdakwah
atau berkomunikasi terjadi suatu proses pertukaran pesan antara da’i dan mad’u.
Tanpa pertukaran pesan, komunikasi itu dikategorikan tidak berhasil. Dengan
demikian esensi dakwah sendiri adalah pesan-pesan dakwah yang disampaikan
melalui komunikasi. Karena dalam dakwah terdapat penyampaian informasi ajaran
Islam berupa ajakan dan seruan berbuat
kebaikan dan larangan untuk berbuat kemungkaran, nasihat dan pesan, pendidikan
dan pengajaran.
Halaqah usroh
merupakan penyampaiian pesan dakwah secara langsung kepada mad’u. Kekurangan
yang kadang peneliti dapati dalam penyampain pesan secara langsung khususnya
pada halaqah adalah kebosanan dan kejenuhan. Namun kejenuhan dan kebosanan itu
bisa teratasi apabila seorang da’i memiliki skiil dalam penyampaian pesan dan
pesan dakwah itu dianggap bermanfaat bagi kehidupan mad’u.
Olehnya
itu penulis menggap penting untuk meneliti pesan dakwah secara langsung melalui
halaqah usroh. Pesan adalah inti dari sebuah komunikasi antara
dai dan mad’u. pesan seorang dai bisa saja didapat baik melalui lisan, tulisan
atau gerkan tubuhnya. Olehnya itu peneliti menggap pesan dakwah halaqah usroh Pimpinan Daerah
Hidayatullah Surabaya perlu untuk di analisis.
Halaqah
usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya merupakan bentuk pengajian yang
diadakan pada pekan ketiga setiap bulannya, Menurut ustdz Paisal Haq saat peneliti melakukan
wawancara bahwa halaqah usroh ini sudah berjalan kurang lebih sembilan tahun,
bermulah sekitar pada tahun 2006 yang menjadi ketua Pimpinan Daerah
Hidayatullah (PD) Surabaya pada saat itu adalah ust Saefiddin
Nawawi. Halaqah usrah ini dijadikan program
pengkaderan, adapun peserta halaqah usroh adalah seluruh warga Hidayatullah Surabaya. Tema yang diangkat
dalam halaqah tersebut disesuaikan dengan isu-isu yang marak atau materi yang
bisa membina keluarga seperti tema liberalisme, syiah, politik dan hari-hari besar Islam seperti isro
mihraj, Idul adha, haji dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan dikaitkan dengan
kehidupan rumah tangga. Agar keluarganya menjadi keluarga sakina mawadda
warahma.[7]
Halaqah
usroh merupakan salah satu program Pimpinan Daerah (PD) Hidayatullah Surabaya
yang merupakan program pengkaderan jama’ah internal yang berstatus sudah kawin.
Jam’ah
internal adalah jama’ah Hidayatullah yang merupakan orang-orang yang menjadi
anggota dan kader yang dibina oleh Hidayatullah serta berpartisipasi,
mengabdikan diri dan komitmen dengan mencurahkan jiwa dan raganya untuk dakwah
Hidayatullah dalam mewujudkan peradaban Islam di muka bumi.[8]
Berangkat dari pernyataan
di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti serta mengambil judul “Analisis Pesan Dakwah Pada Halaqah Usrah
Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya”
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari rangkaian
latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, peneliti dapat membuat rumusan
masalah sebagai berikut: Bagamana pesan dakwah pada halaqah usroh Pimpinan
Daerah Hidayatullah Surabaya, bulan november 2014 dan januari-februari 2015?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
Adapun
yang menjadi tujuan penilitian dalam skirifsi ini adalah untuk mengetahui pesan
dakwah pada halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, bulan november
2014 dan januari-februari 2015?
D.
MANFAAT
PENILITIAN
Berangkat dari permasalahan dan tujuan penelitian diatas,
maka manfaat dari penelitian ini
digolongkan menjadi dua bahagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.
Manfaat
teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini sangat bermanfaat
guna meningkatkan pengetahuan tentang pesan-pesan dakwah yang
bisa diberikan kepada mad’u baik itu
pesan yang bersipat lisan, gerakan tubuh, mimik (simbol) dan tulisan, dan memberi sumbangsih keilmuan khususnya kepada pelajar
yang menggeluti dunia dakwah.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi
masyarakat
Sebagai tambahan informasi bagi masyarakat luas, yang
ingin memperoleh informasi tantang dakwah.
b.
Bagi pemerintah
Sebagai
masukan terhadap pemerintah kalau
da’i telah mengambil peran yang sangat penting dan membantu dalam mensejatrakan ummat (masyrakat) dan bahan
pertimbangan bagi pemerintah untuk meningkatkan mutu dakwah.
c.
Bagi peneliti
Sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (S.Kom.I), sebagai penambah wawasan keilmuan dan
memperkaya pengalaman serta melatih diri
dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam proses perkuliahan.
d.
Bagi pembaca
Agar seorang da’i atau
praktisi dakwah dapat menambah wawasan, respon, dan mengetahui pesan-pesan
dakwah Islam, sehingga dapat mengembangkan aktifitas dakwah guna merespon
berbagai persoalan yang aktual dan kontemporer
pada kegiatan dunia dakwah.
E. DEFENISI OPERASIONAL
Untuk
menghindari kesalah pahaman dalam dalam memahami judul “Analisis Pesan Dakwah Pada Holaqah Usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah
Surabaya” maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang ada dalam
judul tersebut.
1. Analisis
Kata analisis berasal
dari bahasa ingris “analysis” yang
berarti “pemeriksaan yang diteliti”[9]
Adapun menurut istilah, analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaan bagian itu sendiri serta hubungan anatara bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.[10]Adapun
analisis yang dimaksud dalam skiripsi ini adalah penelaahan terhadap pesan-pesan dakwah pada halaqah
usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, bulan November 2014 dan bulan
januari-februari 2015. Peneliti akan menggali pesan dakwah melalui interkasi
simbolik, dari pesan itu peneliti akan menganalisisnya.
2. Pesan Dakwah
Pesan
adalah suatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.[11]
Pesan adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari diri seseorang kepada orang
lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran,
keterangan, pernyataan dari sebuah sikap.[12]
Sedangkan
dakwah ditinjau dari segi etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab “dakwah”
dari kata da’a(دعا) yad’u(يد عو) da’watan(دعوة) yang berarti panggilan, ajakan dan seruan.[13]
Adapun
Warson Munawir dalam kamus Al-Munawir menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah
memanggil (to call) mengundang (to invite), mengajak (to summon),
menyeru (to propose), mendorong (to urge), dan memohon (to
pray).[14]
Jadi
pesan dakwah adalah pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari al-qura’n, al-sunnah
dan sumber lain yang merupakan interpentasi dari berbagai sumber tersebut yang
berupa ajaran Islam.[15]
Dari
dua pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan pesan dakwah dalam penelitian
ini adalah serangkaiian pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u baik yang
berupa interkasi simbolik (mimik, gerak-gerik dan penekanan vokal dan lamabang). Yang dijadikan sebagai pesan dalam membina
keluarga dan kehidupan berjamaah sebagai tujuan dari halaqah PD Hidayatullah
surabaya.
3. Halaqah Usroh
Halaqah
bisa diartikan sebuah lingkaran dan liqo artinya pertemuan yang bersifat
pengajian atau pengkajian yang islami. Sedangkan halaqah usroh Pada Pimpinan
Daerah Hidayatullah Surabaya adalah sebuah pertemuan untuk mengadakan pengajian
yang anggota dari halaqah itu adalah orang-orang yang sudah tergolong dalam
kader internal Hidayatullah (warga Hidayatullah).[16]
peneliti memberikan kejelasan bahwa yang dimaksud halaqah usroh Pimpinan Daerah
Hidayatullah Surabaya dalam penelitian ini adalah halaqah usroh yang merupakan
program Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya yang dilaksanakan sekali dalam
sebulan dengan peserta semua warga Hidayatullah Suarabaya yang berstatus sudah
kawin.[17]
4. Pimpinan Daerah
Hidayatullah Surabaya
Pimpinan
Daerah Hidayatullah Surabaya merupakan pengurus Hidayatullah di tingkat daerah.
Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya memiliki program di bidang dakwah dan
pengkaderan.[18] Kantor PD Hidayatullah
Surabaya berada dalam lingkungan Pondok Pesanteren Hidayatullah Surabaya, yang
terletak di jalan Kejawan Putih Tambak VI/I Kecamatan Mulyorejo Surabaya.
F.
TINJAUAN PUSTAKA
Setelah kami berusaha mencari tema
terkait dengan penelitian ini khususnya di perpustakaan STAIL, ternyata sudah
ada peneliti sebelumnya yang telah
meneliti tentang tema yang juga berkaitan dengan Analisis pesan dakwah yaitu Andi Putra tahun
2011, judul Skiripsi, Analisis Pesan
Dakwah Melalui Media Cetak (Kajian
Pendekatan Van Dijk Tentang Pesan Dakwah Pada Buletin Al-Qalam Edisi No 02-52 tahun
XIX).
Akan tetapi
peneliti sebelumnya lebih menekankan pada Analisis
Pesan Dakwah Melalui Media Cetak dengan
menggunakan teori Van Dijk, yang peyampaian pesannya tidak secara langsung
kepada mad’u. Sedangkan peneliti sendiri disini lebih fokus terhadap analisis pesan
dakwah Pada halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, yang penyampaian
pesannya secara langsung kepada mad’u atau komunikan.
Adapun teori yang digunakan dalam
penilitian ini adalah; Teori Interaksi Simbolik, dalam buku Metodologi
Penilitian Kualitatif, karangan DR. Deddy Muliyana, M.A. Esensi interaksi
simbolik adalah sesuatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni
komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.[19] Dan makna
itulah yang akan dijadikan pesan dakwah dalam penelitian ini.
G. METODE PENILITIAN
Jenis penelitian yang penulis gunakan
adalah bentuk penilitian kualitatif yang sifatnya deskriptif. Hal ini karena
data yang dikumpulkan berupa simbol/lambang baik lisan maupun
tulisan, suara (audio), gambar (visual), mimik dan gerak-gerik gambar, yang mengandung pesan dakwah, dari da,i atau komunikator dan bukan angka-angka.[20] Diskiriptif digunakan untuk menghimpun data aktual. Terdapat dua
pengertian, yang pertama sebagai kegiatan pengumpulan data dengan melukiskannya
sebagai mana adanya, kedua deskiriptif dilakukan oleh peneliti yang menggunakan metode penilitian kualitatif. [21]
1.
Subjek dan Objek
Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, komunikator
atau da’i, mad’u atau komunikan, dan ketua Pimpinan Daerah Hidayatullah
Surabaya, seksi pengkaderan Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, Karena
halaqah usroh merupakan program pengkaderan PD Hidayatullah Surabaya[22]
dan salah satu dari mad’u yang hadir dalam halaqah osroh. Adapun objek
penilitian yaitu pesan dakwah di dalam halaqah usroh tersebut.
2.
Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan, serta dari mana saja sumber data
dapat diperoleh, dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:
a.
Jenis data
Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dimana data kualitatif
merupakan hasil dari penelitian deskriptif kualitatif yang disajikan dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk
angka-angka.[23]
b.
Sumber data
Adapun sumber data dari
penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut:
1. Sumber data primer
Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah pesan-pesan da’i atau komunikan yang diamati dan
orang-orang yang diwawancarai, yang
dicatat dan direkam melalui perekaman “audio tapes dan HP, dan pengambilan
foto.
2. Sumber data skunder
Adapun di luar dari data utama adalah data tambahan (skunder) yang
berfungsi untuk melengkapi data utama, seperti dokumen-dokumen tertulis dari
subyek yang diteliti yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait
dengan objek penelitian.
3.
Tekhnik Pengumpulan
Data
Untuk pengumpulan data yang ada di lapangan,
peneliti menggunakan empat metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada
penelitian kualitatif, yakni:
a.
Observasi
Pengumpulan data dengan observasi adalah pengumpulan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan
tersebut.[24] Adapun observasi dalam penelitian ini yaitu
peneliti terjun langsung kelapangan dengan mengobservasi tetang bagaimana pesan
dakwah interaksi simbolik pada khalaqah Usroh Surabaya pada bulan November 2014
dan bulan januari-fenruari 2015. Disini peneliti memberikan sebuah ketegasan
bahwa halaqah usroh yang bukan bagian dari PD Hidayatullah Surabaya, bulan
serta tahun yang sudah dicantumkan diatas diluar dari penelitian ini.
b.
Wawancara
Wancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
penanya dan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pandun wawancara).[25] Yang
dilakukan peneliti bersifat terbuka sistematis, dan terinci. Yang dimaksud
wawancara dalam penelitian ini adalah tanya jawab sacara langsung dengan kepala
subjek peneliti untuk
mendapatkan hasil objek
penelitian. Wawancara dilakukan
dalam rangka untuk memperoleh data dan informasi secara detail. Adapun
yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah:
1.
Ust. Marni Muliyana Selaku
ketua Pimpinan daerah Hidayatullah.
2.
Ust. Paisal HAQ, M.pdi
selaku bendahara dan seksi kaderisasi Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya.
3.
Pembawa materi pada halaqah
usroh PD Hidayatullah Surabaya. Pematerinya adalah: Bahrul Ulum pemateri pada
bulan November 2014, Ir. Parno Muttaqin pada bulan januari 2015 dan………………
4.
Mad’u
yang hadir pada halaqah usroh PD Hidayatullah
Surabaya bulan November 2014 dan bulan januari-februari 2015. Yaitu Ustzah Jenni Istianah, A.Ma (kepala sekolah TK Yabunayya
2), ust. Arham S.So.I ketua tangmir Aksal Madina Surabaya dan Ust, Gatot Manisa
Aban S.Pd.I, M.Pd.I
c.
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang
artinya barang-barang tertulis. Dalam metode dokumentsi ini, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, arsip, dokumen, catatan mad’u dan selait dari da’i.[26]
Dokumen
sudah lazim digunakan dalam penilitian analisis pesan dakwah sebagai sumber data, karena dalam banyak hal.
dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji. kemudian juga sebagai
pendukung data dan informasi yang telah diperoleh dalam wawancara.
4.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan
memaparkan instrumen penelitian dengan menggunakn pedoman observasi, interview,
dan dokumentasi, sebagaimana tabel berikut:
No
|
Metode Penelitian
|
Instrumen Penelitian
|
1
|
Observasi
|
-
Panduan pengamatan
-
Panduan observasi
-
Kamera
|
2
|
Wawancara
|
-
Pedoman wawancara
-
Daftar pertanyan wawancara
-
Tape Recorder
|
3
|
Dokumentasi
|
-
Catatan mad’u
-
buku-buku
-
catatan mad’u
-
selait dari da’i
|
5.
Tekhnik Analisis Data
Dalam
penelitian kualitatif, analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang suda
dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto
dan sebagainya.[27]
Dalam
penelitian kalimat yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang sifatnya deskriptif
mengenai situasi, kegiatan, pernyataan dan prilaku yang telah dikumpulkan dalam
catatan lapangan, serta transkip wawancara. Sedangkan teknik analisis data yang
digunakan adalah tekhnik deskriptif.
Dari
pengertian yang telah peneliti kemukakan di atas tentang analis data dapat
peneliti simpulakan secara umum yang dapat dikembangkan dan menjadi landasan
dalam menganalis data dalam penelitian ini, beberapa tahap sebagai berikut:
1.
Pengorganisasian
data dilakukan setelah data yang diperoleh di lapangan.
2.
Merumuskan
dan menafsirkan data tentang penelitian
3.
Mengampil
kesimpulan akhir dari situasi, kegiatan,
pernyataan dan prilaku yang telah dikumpulkan dalam catatan lapangan, serta
transkip wawancara yang telah ditemukan.
6.
Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data atau uji kepercayaan data hasil
penelitian kaualitatif anatara lain dengan menggunakan; perpanjangan
pengamatan, menggunakan bahan referensi dan membercheck.
1.
Dengan
perpanjanagan pengamatan bererti peneliti kembali kelapangan, melakukan
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang perna ditemui.[28]
2.
Yang
dimaksud dengan menggunakan bahan referensi disini adalah adanya pendukung
untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Seperti hasil
wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang
interaksi manusia, atau gambar suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.[29]
3.
Membercheck
adalah proses pengecekan data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data dan agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informasi.[30]
H.
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Agar supaya memudahkan dalam penyusunan
dan pemahaman dalam penelitian skripsi nanti maka peneliti membuat sistematika
pembahasan yang disusn dalam beberapa bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari
beberpa sub bab sesuai kebutuhan kajian yang akan dilakukan.
BAB I Pendahuluan.
Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfat penelitian, ruang lingkup
penelitian, pembatasan penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II Kajian
Pustaka. Dalam bab
ini akan dibahas, diantaranya teori interaksi sombolik, kajian pesan dakwah, kajian
dakwah melalui halaqah dan kajian kepemimpinan organisasi dakwah.
BAB III
Metode Penelitian. Metode
Penelitian ini Terdiri dari jenis
penilitian, subjek peniliti dan objek penelitian, Jenis dan sumber data,
tekhnik pengumpulan data, tekhnik analisa data dan uji keabsahan data.
BAB IV
Penyajian dan Analisis Data. Penyajian dan Analisis Data, dalam
bab ini peneliti akan memaparkan profil Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya
dan hasil analis pesan dakwah halaqa usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surbaya
yang nantinya akan menjadi acuan kesimpulan.
BAB V
Penutup. Dalam penutup
ini terdiri dari kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah
dilakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat
menjadi pertimbangan.
[1]
Sayyid Muhammad Alwi
Al-maliki Al-hasani, Kiat Sukses Berdakwah,
(Jakarta: AMZAH 2006), hal Xi
[2]
Amrullah Ahmad, dakwah
Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1982), hal 3
[4] Al Quran Al karim dan
terjemahnya departemen agama RI, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1998), hal 63
[6]
M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004), hal 5
[7] Ust. Faishal HAQ, M.Pdi, (Bendaharan
& Kaderisasi Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya), wawancara. Surabaya, rabu 21
januari 2015
[8] Marni Muliyana, Lc, M.Th.I, (ketua
Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya), wawancara
Surabaya, senin 20 januari 2015
[9]
Jhon M. Eschols dan Hassan
Shadly, Kamus Bahasa Ingris-Indonesia,
(Jakarta: PT Gremedia, 1992) hal 28
[10] Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997) hal 37
[11] Hafied Cangara, Pengertian Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo, Bersada, 1998) hal 23
[12] Toto Tasmoro, Komunikasi dakwah, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1997) hal 9
[13] Muhammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Surabaya:IAIN Sunan
Ampel,1993) hal 1
[14] Samsul Munir Amin, Ilmu
Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009) hal 1
[15]
Toha Samara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media
Pratama, 1987) hal 43
[16]
Ust. Marni Muliyana, Lc
(ketua Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya), wawancara Surabaya, senin 20 januari 2015
[17] Ust. Paishal HAQ (Bendahara
& Kaderisasi Pimpinan DaerahnHidayatullah Surabaya), wawancara. Surabaya, ahad, 23 november 2014.
[18] Ibid, wawancara, Surabaya 21 januari 2015
[19] DR. Deddy Muliyana, M.A., Metodologi Penelitian
Kialitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial lainnya, (Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal 68
[20]
Lexy J Moleong, metodologi penelitian
kualitatif, (Bandung, PT. Remaja
Rosda Karya, 2001) hal 6
[21] DR. wardi Bactiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah,
(Jakarta: Logos, 1997), hal. 60-61
[22]
Ust. Paishal HAQ (Bendahara
sekaligus Seksi Pengkaderan Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya), wawancara. Surabaya, ahad, 23 november 2014.
[24] Sugiyono, metode
penelitian kuantitatif kualitatif , (Bandung:
Alfabeta, 2009 ) hal, 137.
[25] Moh,
Nazir, metode penelitian, (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2005) hal, 194
[26] Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek,
(Jakarta: PT Rineka Cipta 2002), hal. 158.
[27] Lexy J Moleong, metodologi penelitian kualitatif,
(Bandung, PT. Remaja
Rosda Karya, 2001), hal 190
[28] Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
ALFABETA, 2009), hal 270
[29] Ibid, hal, 275
[30]
Sugiyono, Metode Penelitian
Kualitatif, Kualitatif dan R&D, hal, 276
The Casino Directory | JtmHub
BalasHapusThe Casino Directory is a 출장안마 complete directory for casino and sportsbook operators in Ireland and Portugal. Jtm's 샌즈 comprehensive directory provides 출장샵 you งานออนไลน์ with more than 인터넷 바카라 사이트 150