PERENCANAAN PENDIDIKAN
“PERENCANAAN MTs
AT-TAUFIQ”
DISUSUN
OLEH:
Nama: Naharuddin
Jurusan: Komunikasi Penyiaran ISlam
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL-HAKIM
SURABAYA
2013/2014
LATAR BELAKANG
Dengan melihat pendidikan sangat penting bagi
ummat muslm dan betapa perhatiannya agama terhadappendidikan serta melihat
kondisi yang ada di polewali mandar, pesantren yang masih bisa dihitung jari
serta pendidikan MTs yang ada masih belum mampu menjawab atas tujuan pendidikan
sesuai dengan pendidikan menurut abdullah nasih ‘ulwan untuk menjadi insan yang
kamil.
Pendidikan sesungguhnya untuk mengantarkan
para peserta didik untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah serta unggul dalam
segala hal, melihat pendidikan yang ada di Polewali Mandar belum mampu
mengantarkan siswanya ke arah yang ada disebabkan beberapa faktor, diantaranya
pendidikan yang dilaksanakan belum menyeluruh secara islami, masih bercampurnya
antara siswa dan siswi dalam proses pembelajaran dan lain-lain .
Sejalan dengan itu melihat fakta-fakta yang
terjadi, masih banyaknya siswa yang melakukan tawuran, pelecehan
seksual,berhalwat, minum-minuman keras, merokok dan lain-lain maka sekolah MTs
AT-TAUFIQ memunculkan visi“Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam
bidang akademik dan non akademik” dengan tujuan agar para lulusan mempunyai
tsaqofah keislaman yang unggul dan mampu bersaing dalam bidang akademik maupun
non akademik.
Sebuah
pendidikan yang baik akan melahirkan siswa yang baik pula, dengan visi yang di
usung oleh MTs AT-TAUFIQ ini, muda-mudahan mamfu menjawab tujuan pendidikan
yang sebenarnya, dengan menjadikan para siswanya insan yang kamil baik dalam
keislaman dan umum.
A. VISI MISI SEKOLAH
AT-TAUFIQ
1. Visi
Visi MTs AT-TAUFIQ adalah:
“Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik".
Adapun indikatornya adalah:
1. Visi
Visi MTs AT-TAUFIQ adalah:
“Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik".
Adapun indikatornya adalah:
a. Dalam bidang Akademik
a. Unggul dalam bidang pengetahuan dan pengamalan keagamaan yang ditunjukkan dengan nilai mata pelajaran agama dan Akhlaq mulia diatas 85
b. Unggul dalam 100% tingkat kelulusan nilai ujian nasional
c. Unggul dalam lomba-lomba karya akademik, minimal pada tingkat kabupaten
a. Unggul dalam bidang pengetahuan dan pengamalan keagamaan yang ditunjukkan dengan nilai mata pelajaran agama dan Akhlaq mulia diatas 85
b. Unggul dalam 100% tingkat kelulusan nilai ujian nasional
c. Unggul dalam lomba-lomba karya akademik, minimal pada tingkat kabupaten
d. 80% para lulusan diterima di SMA
unggulan melalui jalur seleksi siswa baru.
b. No-Akademik
a. Menjuarai lomba lomba
keagamaan sekurang kurangnya tingkat kabupaten
b. Para siswa menghafal
Al-Qur’an sekurang-kurangnya 3 juz
c. Menjuarai lomba-lomba
seni dan olah raga sekurang-kurangnya tingkat Kabupaten.
d. 75% para lulusan mampu
memahami dan membaca kitab arab yang tampa
harakat
2. Misi
Misi MTs AT-TAUFIQ adalah:
Misi MTs AT-TAUFIQ adalah:
1. Melaksanakan
pembelajaran agama islam dengan mengutamakan pengetahuan dan pengamalan untuk
mewujudkan lulusan yang berakhlaq mulia
2. Melaksanakan
pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif melalui
berbagai macam pemecahan persoalan dan soal-soal.
3. Mengembangkan kegiatan
eksstrakurikuler wilayah akademik yang berkualitas untuk mendorong siswa untuk
dapat menjuarai berbagai lomba karya ilmiah tingkat kabupaten
4. Mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler dalam menghapal dan memahami bahasa arab yang berkualitas untuk
mendorong siswa mempunyai kemampuan dalam hal tersebut
5. Mengembangkan kegiatan
ekstrakurikuler wilayah olahraga dan seni yang berkualitas dalam mendorong
siswa untuk dapat menjuarai berbagai lomba olahraga dan seni di tingkat
kabupaten..
B.
Struktur Kurikulum
Mengenai
kurikulum, MTs
AT-TAUFIQ mengacu ke dinas pendidikan,
yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Ini merupakan sebuah
keniscayaan sebagai sekolah MTs . Kurikulum yang diadakan harus mengikuti aturan-aturan dari
dinas pendidikan. Selain mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh dinas
pendidikan, MTs
AT-TAUFIQ juga mempunyai kurikulum
tersendiri yang menjadi pembeda dengan sekolah lainnya yaitu ekstrakurikuler. Pada prinsipnya, muatannya adalah muatan keagamaan, olah raga dan seni. Muatan ini secara khusus dibuat untuk menjadikan MTs AT-TAUFIQ berbeda dengan sekolah
lainnya.Muatan ini benar-benar diperdalam
melalui tambahan waktu.Inti dari muatan ini adalah
penguatan tentang keagamaan dan Olah raga maupun seni
sebagaiman yang tercantum pada visi.Kedalaman materinya tentu saja bergantung kepada bagaimana siswa
mendalami.
Sedangkan Penyusunan Struktur Kurikulum MTs AT-TAUFIQ didasarkanatas standar kompetensi
lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP.
Struktur kurikulum tersebut meliputi subtansi yang ditempuh dalam satu penujang
pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan Kelas IX yang
ditetapkan sebangai berikut :
a) Mata
pelajaran
b) Program
pengembangan diri
c) ekstrakulikuler
d) 2.
Jumlah jam per minggu 46 jam sekolah tidak menambah alokasi waktu untuk setiap
mata pelajaran, oleh karena itu alokasi waktu untuk setiap jam pembelajaran,
untuk setiap mata pelajaran di alokasikan sebagaimana tertera dalam struktur
kurikulum sedangkan
ekstrakulikuler dilaksanakan setelah mata pelajaran kulikuler.
3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40
menit
Sedangkan pendidikan
ekstrakulikuler dilaksanakan pada waktu sore hari dalam bidang seni,(kaligrafi,
nasyid islami, serta tartil dan tilawah) dan olah raga (sepak bola, bola
basket, volly ball, tenis meja, futsal) serta bimbingan bimbingan dalam mata
pelajaran tertentu,(bahasa Arab, bahasa inggris, maatematika, bahasa indonesia,
IPA terpadu)
a. Proses pembelajaran
a) Melaksanakan dan
mengembangkan proses belajar mengajar dengan metode, media, sarana dan
prasarana belajar yang dapat mendorong sikap kemandirian, inovasi, kereasi dan
dalam suasana kondusif serta mendorong terwujudnya intraksi yang bertanggung
jawab dan didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam.
b) Mengembangkan proses
pembelajaran yang mendorong keaktifan siswa, mendorong keinginan siswa,
mengasah keseluruhan indra, mengasah kemampuan kerja, mengasa intuisi dan
imajinasi siswa.
Proses pembelajaran
yang diterafkan dalam MTs AT-TAUFIQ adalah dengan cara ketuntasan belajar.Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai
suatupencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 -
100%.Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
Madrasah menentukan
kriteria ketuntasan minimal sebagai targetpencapaian kompetensi (TPK) dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuanrata-rata peserta didik serta kemampuan
sumber daya pendukung dalampenyelenggaraan pembelajaran. Madrasah secara
bertahap dan berkelanjutanselalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan
belajar untuk mencapaikriteria ketuntasan ideal.Berikut ini tabel nilai
ketuntasan belajar minimal yang menjadi target.
C.
Kriteria Kenaikan Kelas & Kelulusan
Kenaikan
kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas
di MTS AT-TAUFIQ berlaku setelah siswa memenuhi
persyaratan
berikut, yaitu:
a.
Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh
nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran.
c. Di MTS.
AT-TAUFIQ, kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai
minimal 85%.
a.
Tenaga Kependidikan
I.
Memenuhi tenaga SDM terutama tenaga guru untuk dapat
menyelenggarakan pendidikan yang islami dengan kualitas yang unggul.
II.
Mendorong guru untuk selalu meningkatkan kemantapan pikir, amal
sholeh, dan kompotensinya baik dalam penguasaian materi/subtansi bidang studi
maupun metode pengajarannya, serta mampu melakukan inovasi yang dapat menjamin
tercapainya kompotensi siswa untuk setiap mata pelajaran yang di ampuhya.
Sedangkan setiap guru
harus mempunyai keahlian dalam bidang masing masing dengan sebelum masuk di
adakan seleksi, dan paling penting mempunyai akhlaq yang baik dan pemahaman
agama yang luas.
D. Kurikulum
b. Kompotensi lulusan
1. Mengembangkan lulusan
untuk dapat memiliki kompotensi;
ü
Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam
ü
Lulus ujian nasional
ü
Lulus seluruh mata pelajaran
ü
Menghapal al-qur’an 3 juz
ü
Kemampuan bahasa arab dasar
ü
Olah raga dan seni
2. Kompotensi lulusan
mencakup, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
a. Siswa mempunyai
pengetahuan keislaman dan umum
b. Siswa menghafal 3 juz
al-qur’an
c. Siswa mempunyai akhlaq
karimah
d. Siswa mampu bersaing
dalam bidang olahraga dan seni
e. Siswa memiliki
pemahaman bahasa arab yang baik
c. Isi
1) Mengembangkan dan
mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dirumuskan bersama
stakholder yang antara lain mencakup pengasaan dan pemahaman pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh lulusan.
2) Mengembangkan
muatan-muatan lokal dan pengembangan diri yang merujuk pada penguasaan tentang
keislaman dan penguasaan nilai-nilai Islam.
3) Mengembangkan kurikulum
yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam yang harus diinternalisasikan dalam
keseluruhan bahan belajar yang digunakan oleh guru.
E.
SARANA DAN PRASARANA
Standar
sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis
pendidikan
umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan
Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana
ini mencakup:
1. kriteria
minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan
komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap
sekolah/madrasah,
2. kriteria
minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi
daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
1.
Sebuah prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,Komputer dan bahasa
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang organisasi kesiswaan,
10. jamban,
11. gudang,
12. tempat bermain/berolahraga.
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,Komputer dan bahasa
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang organisasi kesiswaan,
10. jamban,
11. gudang,
12. tempat bermain/berolahraga.
F.
PENYELENGGARAN
1.Interaksi
Edukatif
Interaksi
edukatif adalah sebuah interaksi belajar mengajar, yaitusebuah proses interaksi
yang menghimpun sejumlah nilai (norma) yang merupakan substansi sebagai medium
antara guru dengan anak didik dalam rangka mencapai tujuan.
Dalam interaksi
edukatif ada dua buah kegiatan yakni kegiatan guru di satu pihak dan kegiatan
anak didik di lain pihak. Guru mengajar dengan gayanya sendiri dan anak didik
belajar dengan gayanya sendiri. Guru tidak hanya mengajar , tetapi juga belajar
memahami suasana psikologi anak didik dan kondisi kelas.
Dalam mengajar,
guru perlu memahami gaya-gaya belajar anak didik. Kerelevansian gaya-gaya
mengajar guru dengan gaya-gaya belajar anak didik akan memudahkan guru
menciptakan interaksi edukatif yang konsif. N.A Ametembun, (1985) mengatakan
bahwa suatu interaksi yang harmonis terjadi bila dalam prosesnya tercipta
keselarasn, keseimbangan, keserasian antara kedua komponen itu, yaitu guru dan
anak didik.
Banyak kegiatn
yang harus guru lakukan dalam interaksi edukatif, diantaranya memahami
prinsip-prinsip interaksi edukatif, menyiapkan bahan dan sumber belajar,
memilih metode, alat, dan alat bantu pelajaran, memilih pendekatan, dan
mengadakan evaluasi setelah akhir kegiatan pelajaran. Semua kegiatan yang di
lakukan guru harus di dekati dengan pendekatan sistem. Sebab pengajaran adalah
suatu sistem yang melibatkan sejumlah komponen pengajaran. Tidak ada satu pun
dari komponen itu dapat guru abaikan dalam perencanaan pengajaran, karena
semuanya saling terkait dan saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan
pengajaran.
Prinsip – prinsip Interaksi Edukatif
Prinsip – prinsip ini diharapkan
mampu menjebatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapi dalam kegiatan
interaksi edukatif.Untuk tiu semua prinsip yang akan diuraikan berikut ini
sebaiknya guru kuasai dan pahami betul-betul agar kegiatan interaksi edukatif
dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Prinsip – prinsip tersebut
adalah :
1.
Prinsip motivasi
2.
Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki
3.
Prinsip mengarah kepada titik pusat perhatian tertentu atau fokus
tertentu
4.
Prinsip keterpaduan
5.
Prinsip pemecahan masalah yang dihadapi
6.
Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan diri
7.
Prinsip belajar sambil bekerja
8.
Prinsip hubungan sosial
9.
Prinsip perbedaan Individual
Tahap – tahap Interaksi Edukatif
1. Tahap Sebelum Pengajaran
Dalam tahap ini
guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester
atau catur wulan (cawu),program satuan pelajaran (satpel), dan perencanaan
program pengajaran. Dalam merencanakan program-program tersebut di atas perlu
dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan :
a.
Bekal bawaan anak didik
b.
Perumusan tujuan pembelajaran
c.
Pemilihan metode
d.
Pemilihan pengalaman – pengalaman belajar
e.
Pemilihan bahan dan peralatan belajar
f.
Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik
g.
Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
h.
Mempertimbangkan pola pengelompokan
i.
Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar
2. Tahap Pengajaran
Dalam tahap ini
berlangsung interaksi antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak
didik, anak didik dalam kelompok atau anak didik secara individual.Tahap ini
merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek
yang perlu di pertimbangkan dalam tahap pengajaran ini, yaitu :
a.
Pengelolaan dan pengendalian kelas
b.
Penyampaian informasi
c.
Penggunaan tingkah laku verbal non verbal
d.
Merangsang tanggapan balik dari anak didik
e.
Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar
f.
Mendiagnosis kesulitan belajar
g.
Memperimbangkan perbedaan individual
h.
Mengevaluasi kegiatan interaksi
3. Tahap Sesudah Pengajaran
Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap
muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesuadah
mengajar, antara lain :
a. Menilai Pekerjaan anak didik
b. Menilai pengajaran guru
c. Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya
Humas (intraksi internal dan eksternal)
Terlebih dahulu kita
harus mengetahui definisi dari pada humas pendidikan, adalah keseluruhan upaya
yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka
menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara sekolah
/lembaga pendidikan dengan segenap khalayak (kelompok dalam dunia pendidikan).
Dari definisi di atas maka humas diharapkan secara terencana dan
berkesinambungan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, jadi humas memiliki
peran sebagai alat komunikasi bagi sekolah di dalam sebuah pendidikan. Adapun
humas sebagai alat komunikasi internal adalah, kegiatan humas internal lebih
kepada membangun komunikasi dan distribusi informasi ke dalam personal di
lembaganya.Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengkomunikasikan dan memfasilitasi disposisi Kepala Sekolah yang
berhubungan dengan manajemen sekolah.
2. Mengkomunikasikan setiap aspirasi dari para guru, karyawan, maupun
siswa kepada pihak manajemen sekolah.
3. Menginformasikan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen sekolah.
4. Menginventarisir potensi sumber daya manusia yang ada sesuai dengan
kompetensi profesi dan kompetensi umum untuk mengikuti seminar atau
pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas.
5. Menyelenggarakan rekreasi guru dan karyawan yang bertujuan untuk
refreshing, dengan harapan akan terhindar dari jebakan kejenuhan rutinitas
kerja.
Lebih lanjut komunikasi internal bagi humas di sekolah ada tiga macam. Yang pertama adalah alat komunikasi kebawah (downward communication), yakni dari pihak manajemen atau pemimpin kepada bawahan atau karyawan, yang kedua adalah komunikasi ke atas (upward communication), yaitu dari pegawai ke pihak manajemen atau kepad pimpinan, yang ketiga adalah komunikasi sejajar (sideways communication), yaitu komunikasi yang berlangsung antar pegawai atau antara sesama pegawai.3
Tingkat efektivitas dari pada humas internal sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:4
1. keterbukaan pihak manaj emen,
2. kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting
komunikasi dengan para pegawai, dan
3. keberadaan seorang manajer komunikasi (manajer humas) yang tidak
hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber-sumber
daya teknis yang modern.
Sebagai alat komunikasi, maka sangat diperlukan alat dalam menyampaikan informasi tersebut, semakin bervariasinya alat komunikasi maka semakin mudah cara kerja dari pada humas, namun pemilihan alat bantu komunikasi haruslah dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Diantara media alat bantu komunikasi yang dapat digunakan antara lain: juraal internal, papan pengumuman, jaringan telepon internal, kotak saran, obrolan langsung.
1. Mengkomunikasikan dan memfasilitasi disposisi Kepala Sekolah yang
berhubungan dengan manajemen sekolah.
2. Mengkomunikasikan setiap aspirasi dari para guru, karyawan, maupun
siswa kepada pihak manajemen sekolah.
3. Menginformasikan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen sekolah.
4. Menginventarisir potensi sumber daya manusia yang ada sesuai dengan
kompetensi profesi dan kompetensi umum untuk mengikuti seminar atau
pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas.
5. Menyelenggarakan rekreasi guru dan karyawan yang bertujuan untuk
refreshing, dengan harapan akan terhindar dari jebakan kejenuhan rutinitas
kerja.
Lebih lanjut komunikasi internal bagi humas di sekolah ada tiga macam. Yang pertama adalah alat komunikasi kebawah (downward communication), yakni dari pihak manajemen atau pemimpin kepada bawahan atau karyawan, yang kedua adalah komunikasi ke atas (upward communication), yaitu dari pegawai ke pihak manajemen atau kepad pimpinan, yang ketiga adalah komunikasi sejajar (sideways communication), yaitu komunikasi yang berlangsung antar pegawai atau antara sesama pegawai.3
Tingkat efektivitas dari pada humas internal sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:4
1. keterbukaan pihak manaj emen,
2. kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting
komunikasi dengan para pegawai, dan
3. keberadaan seorang manajer komunikasi (manajer humas) yang tidak
hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber-sumber
daya teknis yang modern.
Sebagai alat komunikasi, maka sangat diperlukan alat dalam menyampaikan informasi tersebut, semakin bervariasinya alat komunikasi maka semakin mudah cara kerja dari pada humas, namun pemilihan alat bantu komunikasi haruslah dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Diantara media alat bantu komunikasi yang dapat digunakan antara lain: juraal internal, papan pengumuman, jaringan telepon internal, kotak saran, obrolan langsung.
Adapun sebagai alat komunikasi eksternal adalah humas berhubungan dengan pihak-pihak yang masih ada hubungan dengan pendidikan, secara sederhana humas berinteraksi dengan khalayak pendidikan yaitu, komite sekolah, pemerintah, wali murid, institusi luar, perusahaan, bisa juga LSM, dan juga media dan wartawan yang mengaku peduli terhadap kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu tugas dari pada humas sekolah sebagai alat komunikasi eksternal antara lain:
1. Memfasilitasi kegiatan Komite Sekolah
2. Menjalin komunikasi dengan para orang tua siswa.
3. Menjalin hubungan dengan sekolah-sekolah yang lain.
4. Memperluas hubungan dengan sekolah-sekolah dalam rangka mempererat
kerja sama antar sekolah.
5. Menjalin kerjasama dengan instansi/lembaga lain yang terkait dengan
pendidikan.
6. Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan dinas-dinas terkait
terutama lembaga struktural Dinas Pendidikan, baik Tingkat Kota maupun
Propinsi.
7. Melakukan komunikasi secara berkala dengan lembaga-lembaga media
massa, wartawan, dalam skala lokal dan nasional.
Media yang dapat digunakan humas sebagai alat bantu komunikasi eksternal antara lain: jurnal eksternal, radio, televisi, literatur edukatif
majalah, surat kabar), komunikasi lisan, pameran, seminar dan konferensi, sponsor.
Komunikasi Sekolah (interaksi atasan bawahan)
Komunikasi kebawah
Komunikasi kebawah dalam
sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas
lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Adapun jenis
informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, antara lain :
- Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
- Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
- Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
- Informasi mengenai kinerja pegawai
- Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
Informasi yang disampaikan dari seorang
atasan kepada bawahan tidaklah begitu saja disampaikan, utamanya mereka harus
melewati pemilihan metode dan media informasi. Ada enam kriteria yang sering
digunakan untuk memilih metode penyampaian informasi kepada para pegawai,
antara lain :
- Ketersediaan
- Biaya
- Pengaruh
- Relevansi
- Respons
- Keahlian
Adapun metode yang digunakan para atasan untuk menyampaikan
informasi kepada bawahannya antara lain :
- Tulisan saja
- Lisan saja
- Tulisan diikuti lisan
- Lisan diikuti tulisan
komunikasi ke
Atas
Komunikasi keatas dalam sebuah orgaisasi
berarti bahwa informasi menngalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat
yang lebih tinggi. Beberapa alasan pentingnya arus komunikasi keatas didasarkan
pada :
- Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
- Komunikasi keatas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
- Komunikasi keatas memungkinkan –bahkan mendorong-omelan dan keluh kesah muncul kepermukaan dehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya.
- Komunikasi keatas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi kebawah.
- Komunikasi keatas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.
- Komunikasi keatas mengizinkan pemimpin untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
Kebanyakan analisis dan
penelitian dalam komunikasi keatas menyatakan bahwa pimpinan dan kepala seklah
harus menerima informasi berupa ; informasi yang memberitahukan apa yang
dilakukan bawahan, menjelaskan persoalan-persoalan kerja, memberi saran atau
gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka, dan mengungkapkan bagaimana
pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan
organisasi.
Sedangkan lingkungan yang dibentuk dalam MTs AT-TAUFIQ ini
adalah lingkungan yang alami, ilmi’ah dan alamiah. Dan para masyarakat sekolah
harus memberikan contoh kepada siswa.
G. PEMBIYAAN
Sumber-sunber
dana seseai dengan undang-undang adalah pembiayaan merupakan tanggung jawab
pemerintah, masyarakat dan siswa. Maka sumber biaya yang di pakai oleh MTs
AT-TAUFIQ adalah dari pemerintah, dan masyarakat donatur serta bekerja sama
dengan pendanaan dari luar baik dari bank dunia dan lain-lain, jadi siswa tidak
dipungut biaya sedikitpun Kecuali untuk membeli buku, foto copy dan lain-lain
yang bersifat pribadi.
A. Rencana Pos Pembiayaan
Dalam perencanaa pos pembiayaan MTs AT-TAUFIQ yang dibutuhkan oleh sekolah dan yang termasuk
ialah :
a. Pembiayaan gaji kepala sekolah guru kelas,
pegawai-pegawai lainnya
b. Pembiayaan untuk perbaikan bangunan/gedung,
peralatan-peralatan yang menunjang kinerja sekolah dan proses belajar mengajar
(PMB)
c. Pembiayaan pembelian barang-barang yang sesuai
dengan zaman sekarang yang dimana untuk mengganti barang-barang yang sudah
ketinggalan
d. Pembiayaan untuk pembuatan/kegiatan sekolah
e. Pembiayaan untuk promosi sekolah
B. Biaya Operasional (sifatnya rutin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar