SABTU
29 MARET 2014
SEJARAH
FILSAFAT
DARI
FILSAFAT YUNANI KUNO SAMPAI FILSAFAT ABAD KE 20
Oleh
: Naharuddin
STAIL
Hidayatullah Surabaya
A. Sejarah filsafat zaman Yunani Kuno
Filsafat Pra Socrates atau Yunani kuno adalah filsafat yang
dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima
dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu. Baik dunia
maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari
jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut.[1]
Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu
philosophia artinya bijaksana/pemikir yang menyelidiki tentang
kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng ataui
mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala
sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebablan akal manusia tidak puas
dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal
manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang
menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para
bidadari turun dari surge, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah
awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada
awan (pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal).
Dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu
pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan
kebenarannya. Para pemikir filsafat yang pertama hidup dimiletos kira-kira pada
abadke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari
potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman.
Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam
artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan
yang menjadi sasaran para ahli filsafat teresbut (obyek pemikirannya adalah
alam semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar
dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka,
pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat majuu, rasioanl dan
radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan
alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya
lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang
kejadian alam dari cerita nenek moyang.
Beberapa Tokoh Filsafat Yunani Kuno
a)
Thales (625-545 SM)
Dengan cara berfikir Thales mendapat keputusan tentang soal
besar yang senantiasa mengikat perhatian; apa asal alam itu? Apa yang menjadi
sebab penghabisan dari segala yang ada? Berdasarkan pengalamannya sehari-hari
dijadikanlah pikirannya untuk menyusun bangun alam sebagai orang pesisir ia
dapat melihat bahwa air laut menjadi sumber hidup. Thales pula kemegahan air
laut yang menjadikan ia takjub. Demikianlah laut meyebarkan bibit seluruh dunia
yang menjadi dasar penghidupan. Pandangan pikirannya menyatukan semua pada air.[2]
b)
Anaximandros
(640-547)
Anaximandros
adalah salah satu murid Thales. Anaximandros adalah seorang ahli astronomi dan
ilmu bumi. Meskipun oa murid Thales namun ia mempunyai prinsip dasar alam satu
akan tetapi bukanlah dari jenis benda alam seperti air sebagai mana yang
dikatakan oleh gurunya.
c) Anaximenes (585-494 SM)
Menurut
Anaximenes prinsip yang merupakan asal usul segala sesuatu adalah udara. Udara
melahirkan semua benda dalam alam semesta ini karena suatu proses “pemadatan
dan pengeceran”, kalau udara semakin bertambah maka muncullah berturut-turut
angin, air, tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara itu menjadi encer
yang timbul adalah api.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi.
Pandangan Anaximenes tentang susunan jagat raya pasti merupakan kemunduran dibandingkan dengan Anaximandros. Menurut Anaximenes bumi yang berupa meja bundar katanya melayang diatas udara. Demikian pun matahari, bulan dan bintang-bintang. Badan-badan jasad raya itu tidak terbenam dibawah bumi sebagaimana yang dipikirkan Anaximandros tetapi mengelilingi bumi yang datar itu, matahari lenyap pada waktu malam karena tertutup dibelakang bagian-bagian tinggi.
d) Pythagoras (580-500 SM)
Pythagoras
lahir dipulau Samos yang termasuk daerah Ionia dalam kota ini Pythagoras
mendirikan suatu tarekat beragama yang sifat-sifatnya akan dibicarakan di bawah
ini. Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religious, mereka menghomati
dewa Apollo.
Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhban bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian.
Menurut kepercayaan Pythagoras manusia asalnya tuhan jiwa itu adalah penjelmaan dari tuhan yang jatuh kedunia karena berdosa dan dia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhban bermula, apabila sudah habis dicuci dosanya itu, hidup didunia ini adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup untuk hari kemudian.
e)
Heraklitosn (540-480 SM)
Ia lahir dikota Ephesos diasi minor, ia mempunyai pendangan
yang berbeda dengn filosof-filosof sebelumnya. Ia menyatakan bahwa asal segala
suatu hanyalah satu yakni api.
Ia memandang bahwa api sebagai anasir yang asal pandangannyasemata-mat tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos. Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan bergantu-ganti memakan dan menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu kesatuan dalam perubahan.
Ia memandang bahwa api sebagai anasir yang asal pandangannyasemata-mat tidak terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos. Segala kejadian didunia ini serupa dengan api yang tidak putusnya dengan bergantu-ganti memakan dan menghidupi dirinya sendiri segala permulaan adalah mula dari akhirnya. Segala hidup mula dari pada matinya. Didunia ini tidak ada yang tetap semuanya mengalir. Tidak sulit untuk mengerti apa sebab Heraklitos memilih api. Nyala api senantiasa memakan bahan bakar yang baru dan bahan bakar itu dan berubah menjadi abu dan asap. Oleh karena itu api cocok sekali untuk melambangkan suatu kesatuan dalam perubahan.
B.
SEJARAH FILSAFAT YUNANI
Orang yunani yang hidup pada abad ke-6
SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus diterima sebagai
sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng. Artinya suatu kebenaran
lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku hanya suatu kebenaran yang
bersumber dari mitos (dongeng-dongeng).
Setelah abad ke-6 SM muncul sejumlah
ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka menginginkan adanya pertanyaan
tentang isteri alam semesta ini, jawabannya dapat diterima akal (rasional).
Keadaan yang demikian ini sebagai suatu demitiologi, artinya suatu kebangkitan
pemikiran untuk menggunakan akal pikir dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya
mitologi.upaya para ahli pikir untuk mengarahkan kepada suatu kebebasan
berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba membuat suatu konsep yang
dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka timbullah peristiwa ajaib The
Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan sebagai landasan peradaban
dunia.[3]
Pelaku filsafat adalah akal dan
musuhnya adalah hati. Pertentangan antara akal dan hati itulah pada dasarnya
isi sejarah filsafat. Di dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang,
pernah kalah, hati pernah berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya
sama sama-sama menang. Diantara keduanya , dalam sejarah, telah terjadi
pergugumulan berebut dominasi dalam mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal disini ialah
akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa yang kira-kira
bertempat di dalam dada.akal itulah yang menghasilkan pengethauan logis yang
disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya menghasilkan pengetahuan
supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman termasuk disini. Ciri umum
filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana mencapai puncaknya pada
orang-orang sofis.[4]
Dalam sejarah filsafat biasanay
filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia
barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan.
Ahli-ahli pikir tidka puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan
melalui budinya. Mereka menanyakan dan mencari jawabannya apakah sebetulnya
alam itu. Apakah intisarinya? Mungkin yang beraneka warna ynag ada dalam alam
ini dapat dipulangkan kepada yang satu. Mereka mencari inti alam, dengan
istilah mereka : mereka mencari arche alam (arche dalam bahasa yunani yang berarti mula, asal).[5] Terdapat tiga faktor yang menjadikan
filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1. Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana mitos dianggap sebagai
awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti. Mitos-mitos tersebut
kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara kelihatan rasional
sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair karya Homerus,
Orpheus dan lain-lain.
2. Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong kelahiran filsafat
yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat penting untuk pedoman
hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung nilai-nilai edukatif.
3. Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari Babylonia (Mesir) di
lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan kecakapannya ilmu-ilmu
tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya tidak didasrkan pada aspek
praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut,
kedudukan mitos digeser oleh logos (akal), sehingga setelah pergeseran tersebut
filsafat lahir.
Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir
alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati
sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang
bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
Para pemikir filsafat yunani yang pertama berasal dari Miletos, sebuah kota
perantauan Yunani yang terletak di pesisir Asia Kecil. Mereka kagum terhadap
alam yang oleh nuansa dan ritual dan berusaha mencari jawaban tas apa ynag ada
di belakang semua materi itu.
Beberapa tokoh filsafat Yunani
1.
Socrates (469-399 SM)
Mengenai riwayat Socrates tidak banyak
diketahui, sebagai sumber utama keterangan tentang dirinya dapat diperoleh dari
tulisan Aristophanes, Xenophon, Plato dan Aristoteles. Ia sendiri tidak meninggalkan
tulisan, sedangkan keterangan dirinya didapat oleh muritnya yaitu Plato.
2.
Plato (427-347 SM)
Plato adalah pengikut socrates yang
taat diantara pengikutnnya yang mempunyai pengaruh besar. Selain dikenal
sebagai ahli pikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal. Tulisannya
sangat banyak, sehingga keterangan tentang dirinya dapat diperoleh secara
cukup.[6]
3.
Aristoteles (384-322) SM)
Pada usia 17 tahun ia dikirim ke Athena
untuk belajar di Akadeia Plato selama kira-kira 20 tahun hingga pelato
meninggal. Setelah Plato meninggak dunia Aristoteles meninggalkan Athena karena
ia tidak disetujui dengan pendapat pengganti Plato di Akademia filsafat.
C.
Sejarah Filsafat Pada Abad Pertengahan
Sejarah filsafat abad pertengahan
dimulai kira-kira pada abad ke-5 sampai awal abad ke-17. Masa ini diawali
dengan lahirnya filsafat Eropa. Sebagaimana halnya dengan filsafat Yunani yang
dipengaruhi oleh kepercayaan, maka filsafat atau pemikiran pada abad
pertengahan pun dipengaruhi oleh kepercayaan kristen. Artinya, pemikiran
filsafat abad pertengahan didominasi oleh agama. Dimana semua pemecahan
persoalan selalu didasarkan atas dogma agama, sehingga corak pemikiran
kefilsafatannya bersifat teosentris. Periode filsafat pada abad pertengahan
ini mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya.
Perbedaan ini terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama kristen pada
permulaan abad masehi membawa perubahan besar terhadap kepercayaan agama. Zaman
pertengahan adalah zaman keemasan bagi kekristenan. Disinilah yang menjadi
persoalannya, karena agama kristen itu mengajarkan bahwa wahyu tuhanlah yang
merupakan kebenaran sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani kuno yang
mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai kemampuan akal.[7]
Ciri Filsafat Pada Abad
Pertengahan
Filsafat Barat Abad Pertengahan ini dicirikan dengan adanya
antara agama Kristen dan filsafat. Di lihat secara menyeluruh, filsafat barat
abad pertengahan ini memang merupakan filsafat Kristiani. Oleh karena itu,
kiranya dapat dikatakan bahwa filsafat barat abad pertengahan adalah
suatu filsafat agama dengan agama Kristiani sebagai basisnya. Sehingga
agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa
wahyu Tuhanlah merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda
dengan Yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan
akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.
Secara garis besar, filsafat barat abad pertengahan
dapat dibagi menjadi dua periode yaitu Zaman Patristik dan Zaman
Skolastik.
1)
Zaman Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata latin pater atau bapak,
yang artinya para pemimpin, petinggi atau perintis gereja. Para pemimpin ini dipilih
dari golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah
menimbulkan sikap yang beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat
Yunani dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa
sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak dibenarkan
apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi
mereka yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah ada
sumber kebenaran yaitu firman tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan
filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berpikir). Juga,
walaupun filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai
ciptaan Tuhan. Jadi, memakai atau menerima filsafat Yunani diperbolehkan
selama dalam hal-hal tertentu bertentangan dengan agama.
Akibatnya, muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu
para apologis (pembela agama Kristen) dengan kesadarannya membela imam Kristen
dari serangan filsafat Yunani. Para pembela imam Kristen tersebut adalah
Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius, Nissa, Tertullianus,
Diosios Arepagos, Au-relius Augustinus.
2). Zaman Skolastik
Zaman
ini dibagi menjadi tiga tahap:
1) Periode skolastik awal (abad
ke-9-12), ditandai oleh pembentukan rnetode-metode yang lahir karena hubungan
yang rapat antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah
persoalan tentang Universalia.
2) Periode puncak perkembangan
skolastik (abad ke-13), ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi oleh Aristoteles
akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan Yahudi. Puncak perkembangan pada
Thomas Aquinas.
3) Periode skolastik akhir (abad
ke-14-15), ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang ke arah
nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi
petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal.
Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang
objekti
Beberapa tokoh folsapat abat
pertengahan
- Justinus Martir
Nama aslinya Justinus, kemudian nama Martir diambil dari
istilah “orang-orang yang rela mati hanya untuk kepercayaannya”. Menurut
pendapatnya, bahwa agama kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua dari
filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen.
Padahal, Musa hidup sebelum Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri
sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dengan memakai hikmah Musa.
2. Klemens (150-215)
Ia juga termasuk pembela Kristen, tetapi ia tidak membenci
filsafat Yunani. Menurutnya filsafat pada dirinya memang dapat memimpin
orang kepada pengetahuan tentang Allah. Sebab filsafat dapat memimpin
kepada pengetahuan, bahwa Allah adalah sebab segala sesuatu.
Filsafat dijunjung tinggi, terlebih-lebih filsafat Plato dihargai sekali.
3. Tertullianus (160-222)
Ia dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah
melakukan pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia
menolak kehadiran filsafat Yunani karena filsafat dianggap sesuatu yang tidak
perlu. Baginya berpendapat, bahwa wahyu Tuhan sudahlah cukup. Tidak ada
hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak hubungan antara Yerussalem
(pusat agama) dengan Yunani (pusat filsafat), tidak hubungan antara
gereja dengan akademi, tidak hubungan antara Kristen dengan penemuan baru.
Selanjutnya ia mengatakan bahwa dibanding dengan cahaya Kristen, segala yang
dikatakan oleh para filosof Yunani dianggap tidak penting. Apa yang dikatakan
oleh para filosof Yunani tentang kebenaran pada hakikatnya sebagai kutipan dari
kitab suci. Akan tetapi kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut
dipalsukan.
4. Augustinus (354-430)
Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf besar.
Setelah melewati masa muda hedonistis, Agustinus kemudian memeluk agama Kristen
dan menciptakan sebuah tradisi filsafat Kristen yang berpengaruh besar pada
abad pertengahan. Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran
filsafat, antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah diakui
keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang
sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang teologi dan filsafat.
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia dapat mencapai
kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi.
Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang
lebih tinggi.
D.
Sejarah filsafat Moderen
Masa modern menjadi identitas di dalam filsafat
Modern. Pada masa ini rasionalisme semakin dipikirkan. Tidak gampang untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhenti.
Namun, dapat dikatakan bahwa Abad Pertengahan itu
berakhir pada abad 15 dan 16 atau pada akhir masa Renaissance. Masa setelah Abad Pertengahan adalah masa Modern. Sekalipun, memang tidak
jelas kapan berakhirnya Abad Pertengahan itu. Akan tetapi, ada hal-hal yang
jelas menandai masa Modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan
manusia Barat, khususnya dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi. Usaha untuk menghidupkan kembali
kebudayaan klasik Yunani-Romawi. Kebudayaan ini pulalah yang diresapi oleh suasana kristiani. Di bidang
Filsafat, terdapat aliran yang terus mempertahankan masa Klasik Aliran-aliran
dari Kungfu dan mazhab Stoa menjadi aliran-aliran yang terus dipertahankan. ]Pada masa Renaissance ini tidak menghasilkan karya-karya yang penting.
Satu hal yang yang
menjadi perhatian pada masa Renaissance ini adalah ketika kita melihat
perkembangan pemikirannya. Perkembangan pada masa ini menimbulkan
sebuah masa yang amat berperan di dalam dunia filsafat. Inilah yang menjadi
awal dari masa modern. Timbulnya ilmu pengetahuan yang modern, berdasarkan
metode eksperimental dan matematis. Segala sesuatunya, khususnya di dalam
bidang ilmu pengetahuan mengutamakan logika dan empirisme. Aristotelian
menguasai seluruh Abad Pertengahan ini melalui hal-hal tersebut.
Dari sudut pandang
sejarah Filsafat Barat melihat bahwa masa modern merupakan periode dimana
berbagai aliran pemikiran baru mulai bermunculan dan beradu dalam kancah
pemikiran filosofis Barat. Filsafat Barat menjadi penggung perdebatan antar filsuf terkemuka. Setiap filsuf tampil
dengan gaya dan argumentasinya yang khas. Argumentasi mereka pun tidak jarang
yang bersifat kasar dan sini, kadang tajam dan pragmatis, ada juga yang sentimental. Sejarah filsafat
pada masa modern ini dibagi ke dalam tiga zaman atau periode, yaitu:
Beberapa tokoh yang menjadi perintis
yang membuka jalan baru menuju perkembangan ilmiah yang modern.
5.
Francis Bacon (1561-1623) 10. Rene Descartes
(1596-1650)[13]sa modern menjadi identitas
di dalam filsafat Modern. Pada masa ini rasionalisme semakin kuat.Tidak gampang
untuk menentukan mulai dari kapan Abad Pertengahan berhent
i. Namun, dapat dikatakan
bahwa Abad Pertenitupada abad
E.
Filsafat Abad-19 dan abad 20
Memasuki abad ke-19 filsafat menjadi
terpecah-pecah: ada filsafat Jerman, filsafat Perancis, filsafat Inggris,
Amerika, dan Rusia. Para bangsa mengikuti jalannya sendiri-sendiri dan
masing-masing membentuk kepribadiannya sendiri, dengan cara dan pengertian
dasar sendiri-sendiri. Demikianlah para bangsa di Eropa tidak lagi mencerminkan
satu roh, roh Eropa. Sekalipun masih ada kesamaan juga. Pemikiran yang
bermacam-macam itu sebenarnya menampakkan aspek yang bermacam-macam dari suatu
kebudayaan.
Sudah barang tentu tidak mungkin
dibicarakan semua filsafat yang telah pernah ada atau yang masih ada secara
terperinci. Harus dibatasi dan dipilih, terlebih berkaitan dengan filsafat abad
19 dan 20.
a.
Positivisme
Aliran ini dimulai oleh filsuf A. Comte
(1798-1857). Dialah sosiolog pertama yang mengatakan bahwa pemikiran manusia,
pemikiran setiap ilmu, dan pemikiran suku bangsa manusia pada umumnya melewati
tiga tahap, yaitu tahap teologis, tahap metafisis, dan tahap positif-ilmiah.
Manusia yang masih muda, atau suku-suku primitif, membutuhkan dewa-dewa untuk
menerangkan gejala-gejala. Para remaja atau suku-suku yang sudah mulai dewasa,
memakai prinsip-prinsip abstrak-metafisis untuk menerangkan kenyataan. Orang
dewasa, manusia masa kini, hanya memakai metode-metode positif ilmiah.
Positivisme (lawan dari khayalan
metafisis) menjadi sangat populer di Inggris pada filsuf-filsuf seperti J.
Stuart Mill (1806-1873) dan H. Spencer (1820-1903). Dalam abad ke-20
positivisme diperbaharui dalam neo-positivisme, suatu aliran yang mempunyai
asalnya di Wina. Oleh karena itu, filsuf-filsuf dari aliran ini disebut
anggota-anggota dari lingkaran Wina.
b.
Marxisme
Aliran ini mengajarkan, sebagai
materialisme dialektis, bahwa kenyataan kita akhirnya hanya terdiri dari
materi, yang berkembang melalui suatu proses dialektis (yaitu ritme
tesis-antitesis-sintesis). Tokoh-tokoh materialisme dialektis terutama K. Marx
(1818-1883) dan F. Engels (1820-1895).
c.
Eksitensialisme e. Pragmatisme
d.
Fenomenologi f. Neo-Kantianisme dan Neo-tomisme
Daftar Pustaka
Ahmadi Asmoro, Filsafat
Umum, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2007
Bertens, k, Ringkasan
Sejarah Filsafat, Kanisius, Yogyakarta: 1998
Bukhtiar Amsal, Filsafat
Ilmu, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009
Hakim
Abdul Atang Drs MA & Saebani Beni Ahmad Msi. Filsafat Umum(Bandung,
CV PUSTAKA SETIA : 2008
Hardiman
F. Budi, Filsafat Moderen, Gremedia,
Jakarta: 2004
Muzairi,
Filsafat Umum, Jogjakarta cetakan 1,
2009
Tafsir
Ahmad, Filsafat Umum, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2009
O.
Kattsoff Louis. Pengantar filsafat, Yogyakarta: Tiara wacana Yogya, 2004 cet, IX
[1] . Asmoro Ahmadi, Filsafat Umum, (Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada, 2007), h 22.
[2] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2009), h 23.
[4]
Prof. DR. Akhmad
Tafsir, FILSAFAT UMUM Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra, (Bandung:PT
REMAJA ROSDAKARYA,2000), Edisi Revisi, h.
47-48
[5] I.R.Poedjawijatna,Pembimbing
ke Arah Alam Filsafat, (Jakarta : PT
PEMBANGUNAN,1980),cetakan
V ,
h. 19
[6] Dalam karyanya, Apologia. Plato
memberikan pembelaan Socrates di pengadilan. Karya-karyanya yang lain : Kriton,
Protagoras, Gorgias dll. Plato memberikan komentarnya bahwa Socrates adalah
seorang yang paling baik, paling bijaksana, paling jujur, dan merupakan manusia
yang paling adil dari seluruh zamannya. Asmoro Ahmadi. Filsafat Umum,
h 51.
[7]
Achmadi Asmoro. Filsafat Umum
(jakarta, PT RajaGrafindo: Cet.ke-6, 2005). Hal. 66. Lihat juga Tjahjadi Simoan
Petrus. L, 2004, Petualangan Intelektual, (Yokyakarta : PT Kanisius, 2004, h 102.
[8] . Istilah
Rennaisance berarti kelahiran kembali pemikiran filsafat yang otonom dengan
mempelajari kembali karya-karya klasik filsuf-filsuf Yunani Kuno, yang selama
ini “disembunyikan” dan dimonopoli kalangan elit Gereja
[10]. Ibit, h 157
[11] . Ibit, h 180
[12]. Muzairi, Filsafat Umum (Jogjakarta:
Teras, cetakan I, 2009) , h 141
[13]. Op. Cit, h 129
Tidak ada komentar:
Posting Komentar