Minggu, 15 Februari 2015

ANALISIS PESAN DAKWAH PADA HALAQAH USROH PIMPINAN DAERAH HIDAYATULLAH SURABAYA



ANALISIS PESAN DAKWAH PADA HALAQAH USROH PIMPINAN DAERAH HIDAYATULLAH SURABAYA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Kepada Jurusan Dakwah Program Studi Komunikasi Dan Penyiaran Islam (KPI)
Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Untuk Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (S. Kom. I)







 

















Oleh :

Naharuddin
NIM : 201131110016

JURUSAN DAKWAH
(KPI)   PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL-HAKIM SURABAYA
2015




A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Bagi pengamat sejarah perkembangan Islam merupakan hal yang sangat menakjubkan, ini merupakan batu loncatan yang sangat mengherankan. Dalam tempo seabad saja Islam  sudah tersebar yang hampir menguasai separuh dunia. Menghancurkan kerajaan-kerajaan besar, mengadakan revolusi berfikir dalam jiwa dan bangsa. Dan sekaligus membina sutu dunia baru yaitu “dunia Islam”.[1] Penyebaran agama Islam keseluruh penjuru dunia melalui proses dakwah baik itu dakwah bil lisan, bil hal dan bil qalam.
Dakwah merupakan hal yang penting dalam Islam. Sehingga sering dikatakan bahwa Islam adalah agama dakwah. Melalui dakwah, ajaran Islam berkembang dan tersebar luas keseluruh penjuru dunia. Melalui dakwah pula ajaran Islam diamalkan oleh para pemeluknya sehingga tercermin dalam kehidupan pribadi,  keluarga, masyarakat dan bernegara.
Sebagai agama Islam, dakwah merupakan tata nilai yang senang tiasa bergerak menyesuaikan terhadap sebuah kondisi yang senang tiasa dinamis. Karena itu dakwah yang dilakukan akan selalu mempertimbangkan aspek materi yang menjadi subtansi informasi dalam proses tersebut. Dakwah juga pada hakikatnya merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia untuk melakukan proses rekayasa sosial melalui usaha mempelajari cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak. Manusia pada dataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.[2]
Semakin maraknya aktifitas dakwah, maka para aktifis dakwah (da’i) akan berlomba-lomba untuk memberikan serangkaiian materi yang akan disampaikan pada setiap kesempatan. Hal ini sangat terkait dengan pemilihan materi terhadap pola pengembangan dakwah, baik secara individu maupun kelembagaan (organanisasi). Dengan demikian. Pentinya merumusakan sebuah pendekatan alternatif dalam memperkenalkan Islam secara komprensif sangatlah penting.
Masalah menyampaikan kebenaran tidak bisa ditawar lagi karena Islam telah meletakkan kewajiban dakwah kepada pemeluknya.[3] Bahkan hal ini telah dijelaskan di dalam al-qur’an bahwa berdakwah merupakan salah satu aktifitas yang diperintahkan oleh Allah SWT.
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ  
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeruh kepada kebajikan, menyeruh (perbuatan) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-imran: 104).[4]
Dari ayat di atas terdapat kata (menyeruh). Maka dapat diartikan bahwa menyeruh merupakan aktifitas dakwah baik melalui lisan, tulisan, tingka laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun sacara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, sikap, penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran  agama sebagai messege yang di sampaikan kepadanya (mad’u) tanpa ada unsur-unsur paksaan.[5]
Dakwah menurut M. Ali Aziz segala aktifitas penyampaian ajaran Islam kepada orang lain dengan cara bijaksana untuk tercapainya individu dan masyarakat yang bisa menghayati dan mengaplikasihkan ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Usaha dakwah dilakukan dengan tulisan maupun lisan yakni yang bersifat mengajak, menyeruh agar mentaati perintah Allah  dan menjahui larangannya.[6]
Seperti diketahui, saat ini kita dapat menjumpai penomena maraknya halaqah di mana-mana. Baik itu di kampus, sekolah, kantor, masjid, maupun di rumah-rumah penduduk. Ini bukan hanya fenomena yang terjadi Indonesia, tapi juga di negara-negara Islam lainnya. Fenomena maraknya halaqah (di beberapa kalangan disebut juga dengan usroh, mentoring,  ta’lim, tarbiyah, pengajian kelompok, dan lain-lain), merupakan fenomena yang wajar. Seiring dengan makin banyaknya orang yang kembali kepada Islam. Halaqah diyakini oleh mereka yang mengikutinya sebagai sarana yang efektif untuk mempelajari dan mengamalkan Islam secara rutin dan konsisten. 
Dahulu, halaqah lebih banyak berjalan secara diam-diam, bahkan rahasia. Namun saat ini, bersamaan dengan datangnya era reformasi, halaqah menjadi sesuatu yang inklusif dan terbuka. Semua orang Islam bisa mempelajari dan mengikutinya, tanpa ada amniyah (rahasia informasi) yang banyak seperti dulu lagi.
Pentingnya halaqah meningkatkan produktivitasnya dan berjalan secara dinamis serta menggairahkan tak perlu dipertanyakan lagi. Sebab secara fitrah, manusia memang tidak suka berjalan di tempat dan berada dalam suasana menjemukan. Mereka tak akan betah berlama-lama dalam suasana seperti itu. Padahal di halaqah kita dituntut untuk betah berlama-lama. Hal ini terkait dengan tujuan halaqah sebagai sarana pembelajaran Islam seumur hidup dalam rangka membentuk muslim paripurna. Disinilah letaknya urgensi mengapa halaqah perlu senantiasa meningkatkan produktivitasnya dan meningkatkan suasana yang menggairahkan.
Dakwah dalam halaqah merupakan cara untuk mengkomunikasikan pesan-pesan Islam kepada individu maupun masyarakat.  Dakwah  dapat dilakukan dengan perantara maupun secara langsung. Dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, merupakan penyampaian pesan dakwah kepada mad’u dengan perantara. Sedangkan penyampaian pesan secara langsung dilakukan dengan cara pengajian, cerama di depan audiens, halaqah dan lain-lain.
Dalam berdakwah atau berkomunikasi terjadi suatu proses pertukaran pesan antara da’i dan mad’u. Tanpa pertukaran pesan, komunikasi itu dikategorikan tidak berhasil. Dengan demikian esensi dakwah sendiri adalah pesan-pesan dakwah yang disampaikan melalui komunikasi. Karena dalam dakwah terdapat penyampaian informasi ajaran Islam  berupa ajakan dan seruan berbuat kebaikan dan larangan untuk berbuat kemungkaran, nasihat dan pesan, pendidikan dan pengajaran.
Halaqah usroh merupakan penyampaiian pesan dakwah secara langsung kepada mad’u.  Kekurangan yang kadang peneliti dapati dalam penyampain pesan secara langsung khususnya pada halaqah adalah kebosanan dan kejenuhan. Namun kejenuhan dan kebosanan itu bisa teratasi apabila seorang da’i memiliki skiil dalam penyampaian pesan dan pesan dakwah itu dianggap bermanfaat bagi kehidupan mad’u.
Olehnya itu penulis menggap penting untuk meneliti pesan dakwah secara langsung melalui halaqah usroh. Pesan adalah inti dari sebuah komunikasi antara dai dan mad’u. pesan seorang dai bisa saja didapat baik melalui lisan, tulisan atau gerkan tubuhnya. Olehnya itu peneliti  menggap pesan dakwah halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya perlu untuk di analisis.
Halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya merupakan bentuk pengajian yang diadakan pada pekan ketiga setiap bulannya,  Menurut ustdz Paisal Haq saat peneliti melakukan wawancara bahwa halaqah usroh ini sudah berjalan kurang lebih sembilan tahun, bermulah sekitar pada tahun 2006 yang menjadi ketua Pimpinan Daerah Hidayatullah (PD) Surabaya pada saat itu adalah ust Saefiddin Nawawi. Halaqah usrah ini dijadikan program pengkaderan, adapun peserta halaqah usroh adalah seluruh warga Hidayatullah Surabaya. Tema yang diangkat dalam halaqah tersebut disesuaikan dengan isu-isu yang marak atau materi yang bisa membina keluarga seperti tema liberalisme, syiah, politik  dan hari-hari besar Islam seperti isro mihraj, Idul adha, haji dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan dikaitkan dengan kehidupan rumah tangga. Agar keluarganya menjadi keluarga sakina mawadda warahma.[7]
Halaqah usroh merupakan salah satu program Pimpinan Daerah (PD) Hidayatullah Surabaya yang merupakan program pengkaderan jama’ah internal yang berstatus sudah kawin. Jam’ah internal adalah jama’ah Hidayatullah yang merupakan orang-orang yang menjadi anggota dan kader yang dibina oleh Hidayatullah serta berpartisipasi, mengabdikan diri dan komitmen dengan mencurahkan jiwa dan raganya untuk dakwah Hidayatullah dalam mewujudkan peradaban Islam di muka bumi.[8]
Berangkat dari pernyataan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti serta mengambil judul “Analisis Pesan Dakwah Pada Halaqah Usrah Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya”   


B.      RUMUSAN MASALAH
Dari rangkaian latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, peneliti dapat membuat rumusan masalah sebagai berikut: Bagamana pesan dakwah pada halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, bulan november 2014 dan januari-februari 2015?

C.    TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan penilitian dalam skirifsi ini adalah untuk mengetahui pesan dakwah pada halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, bulan november 2014 dan januari-februari 2015?
D.    MANFAAT PENILITIAN
Berangkat dari permasalahan dan tujuan penelitian diatas, maka manfaat dari penelitian  ini digolongkan menjadi dua bahagian yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.      Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini sangat bermanfaat guna meningkatkan pengetahuan tentang pesan-pesan dakwah yang bisa diberikan kepada mad’u  baik itu pesan yang bersipat lisan, gerakan tubuh, mimik (simbol) dan tulisan, dan memberi sumbangsih keilmuan khususnya kepada pelajar yang menggeluti dunia dakwah.
2.       Manfaat Praktis
a.       Bagi masyarakat
Sebagai tambahan informasi bagi masyarakat luas, yang ingin memperoleh informasi tantang dakwah.
b.      Bagi pemerintah
Sebagai masukan terhadap pemerintah kalau da’i telah mengambil peran yang sangat penting dan membantu dalam mensejatrakan ummat (masyrakat) dan bahan pertimbangan bagi pemerintah untuk meningkatkan mutu dakwah.
c.       Bagi peneliti
Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam (S.Kom.I), sebagai penambah wawasan keilmuan dan memperkaya pengalaman  serta melatih diri dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam proses perkuliahan.
d.      Bagi pembaca
Agar seorang da’i atau praktisi dakwah dapat menambah wawasan, respon, dan mengetahui pesan-pesan dakwah Islam, sehingga dapat mengembangkan aktifitas dakwah guna merespon berbagai persoalan yang aktual dan kontemporer  pada  kegiatan dunia dakwah.

E.     DEFENISI OPERASIONAL
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam dalam memahami judul “Analisis Pesan Dakwah Pada Holaqah Usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya” maka peneliti akan menjelaskan beberapa istilah yang ada dalam judul tersebut.
1.      Analisis
Kata analisis berasal dari bahasa ingris “analysis” yang berarti “pemeriksaan yang diteliti”[9] Adapun menurut istilah, analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaan bagian itu sendiri serta hubungan anatara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.[10]Adapun analisis yang dimaksud dalam skiripsi ini adalah  penelaahan terhadap pesan-pesan dakwah pada halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, bulan November 2014 dan bulan januari-februari 2015. Peneliti akan menggali pesan dakwah melalui interkasi simbolik, dari pesan itu peneliti akan menganalisisnya.
2.      Pesan Dakwah
Pesan adalah suatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.[11] Pesan adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari diri seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, keterangan, pernyataan dari sebuah sikap.[12]
Sedangkan dakwah ditinjau dari segi etimologis, dakwah berasal dari bahasa Arab “dakwah” dari kata da’a(دعا) yad’u(يد عو) da’watan(دعوة) yang berarti panggilan, ajakan dan seruan.[13]
Adapun Warson Munawir dalam kamus Al-Munawir menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call) mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong (to urge), dan memohon (to pray).[14]
Jadi pesan dakwah adalah pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari al-qura’n, al-sunnah dan sumber lain yang merupakan interpentasi dari berbagai sumber tersebut yang berupa ajaran Islam.[15]
Dari dua pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan pesan dakwah dalam penelitian ini adalah serangkaiian pesan yang disampaikan da’i kepada mad’u baik yang berupa interkasi simbolik (mimik, gerak-gerik dan penekanan vokal dan  lamabang). Yang dijadikan sebagai pesan dalam membina keluarga dan kehidupan berjamaah sebagai tujuan dari halaqah PD Hidayatullah surabaya.
3.      Halaqah Usroh
Halaqah bisa diartikan sebuah lingkaran dan liqo artinya pertemuan yang bersifat pengajian atau pengkajian yang islami. Sedangkan halaqah usroh Pada Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya adalah sebuah pertemuan untuk mengadakan pengajian yang anggota dari halaqah itu adalah orang-orang yang sudah tergolong dalam kader internal Hidayatullah (warga Hidayatullah).[16] peneliti memberikan kejelasan bahwa yang dimaksud halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya dalam penelitian ini adalah halaqah usroh yang merupakan program Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya yang dilaksanakan sekali dalam sebulan dengan peserta semua warga Hidayatullah Suarabaya yang berstatus sudah kawin.[17]
4.      Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya
Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya merupakan pengurus Hidayatullah di tingkat daerah. Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya memiliki program di bidang dakwah dan pengkaderan.[18] Kantor PD Hidayatullah Surabaya berada dalam lingkungan Pondok Pesanteren Hidayatullah Surabaya, yang terletak di jalan Kejawan Putih Tambak VI/I Kecamatan Mulyorejo Surabaya.


F.   TINJAUAN PUSTAKA
            Setelah kami berusaha mencari tema terkait dengan penelitian ini khususnya di perpustakaan STAIL, ternyata sudah ada  peneliti sebelumnya yang telah meneliti tentang tema yang juga berkaitan dengan Analisis pesan dakwah yaitu  Andi Putra tahun 2011,  judul Skiripsi, Analisis Pesan Dakwah Melalui  Media Cetak (Kajian Pendekatan  Van Dijk  Tentang Pesan Dakwah  Pada Buletin Al-Qalam Edisi No 02-52 tahun XIX).
            Akan tetapi  peneliti sebelumnya lebih menekankan pada Analisis Pesan Dakwah Melalui  Media Cetak dengan menggunakan teori Van Dijk, yang peyampaian pesannya tidak secara langsung kepada mad’u. Sedangkan peneliti sendiri disini lebih fokus terhadap analisis pesan dakwah Pada halaqah usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, yang penyampaian pesannya secara langsung kepada mad’u atau komunikan.
            Adapun teori yang digunakan dalam penilitian ini adalah; Teori Interaksi Simbolik, dalam buku Metodologi Penilitian Kualitatif, karangan DR. Deddy Muliyana, M.A. Esensi interaksi simbolik adalah sesuatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.[19] Dan makna itulah yang akan dijadikan pesan dakwah dalam penelitian ini.
G. METODE PENILITIAN
            Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah bentuk penilitian kualitatif yang sifatnya deskriptif. Hal ini karena data yang dikumpulkan berupa simbol/lambang baik lisan maupun tulisan, suara (audio), gambar (visual), mimik dan gerak-gerik gambar, yang mengandung pesan dakwah,  dari da,i atau komunikator  dan bukan angka-angka.[20] Diskiriptif digunakan untuk menghimpun data aktual. Terdapat dua pengertian, yang pertama sebagai kegiatan pengumpulan data dengan melukiskannya sebagai mana adanya, kedua deskiriptif dilakukan oleh peneliti yang  menggunakan metode penilitian kualitatif. [21]
1.      Subjek dan Objek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, komunikator atau da’i, mad’u atau komunikan, dan ketua Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, seksi pengkaderan Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya, Karena halaqah usroh merupakan program pengkaderan PD Hidayatullah Surabaya[22] dan salah satu dari mad’u yang hadir dalam halaqah osroh. Adapun objek penilitian yaitu pesan dakwah di dalam halaqah usroh tersebut.
2.      Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis data yang digunakan, serta dari mana saja sumber data dapat diperoleh, dapat dilihat dari penjelasan berikut ini:


a.       Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dimana data kualitatif merupakan hasil dari penelitian deskriptif kualitatif yang disajikan  dalam bentuk kata-kata bukan dalam bentuk angka-angka.[23]
b.      Sumber data
Adapun sumber data dari penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu sebagai berikut:
1.      Sumber data primer
Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini adalah pesan-pesan da’i atau komunikan yang diamati dan orang-orang yang diwawancarai, yang dicatat dan direkam melalui perekaman “audio tapes dan HP, dan pengambilan foto.
2.      Sumber data skunder
Adapun di luar dari data utama adalah data tambahan (skunder) yang berfungsi untuk melengkapi data utama, seperti dokumen-dokumen tertulis dari subyek yang diteliti yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait dengan objek penelitian.

3.      Tekhnik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data yang ada di lapangan, peneliti menggunakan empat metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada penelitian kualitatif, yakni:
a.       Observasi
Pengumpulan data dengan observasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.[24]  Adapun observasi dalam penelitian ini yaitu peneliti terjun langsung kelapangan dengan mengobservasi tetang bagaimana pesan dakwah interaksi simbolik pada khalaqah Usroh Surabaya pada bulan November 2014 dan bulan januari-fenruari 2015. Disini peneliti memberikan sebuah ketegasan bahwa halaqah usroh yang bukan bagian dari PD Hidayatullah Surabaya, bulan serta tahun yang sudah dicantumkan diatas diluar dari penelitian ini.
b.      Wawancara
Wancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara penanya dan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pandun wawancara).[25] Yang dilakukan peneliti bersifat terbuka sistematis, dan terinci. Yang dimaksud wawancara dalam penelitian ini adalah tanya jawab sacara langsung dengan kepala subjek peneliti untuk mendapatkan hasil objek penelitian.  Wawancara dilakukan dalam rangka untuk memperoleh data dan informasi secara detail. Adapun yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah:
1.      Ust. Marni Muliyana Selaku ketua Pimpinan daerah Hidayatullah.
2.         Ust. Paisal HAQ, M.pdi selaku bendahara dan seksi kaderisasi Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya.
3.         Pembawa materi pada halaqah usroh PD Hidayatullah Surabaya. Pematerinya adalah: Bahrul Ulum pemateri pada bulan November 2014, Ir. Parno Muttaqin pada bulan januari 2015 dan………………
4.         Mad’u yang hadir pada halaqah usroh PD Hidayatullah Surabaya bulan November 2014 dan bulan januari-februari 2015. Yaitu Ustzah Jenni Istianah, A.Ma (kepala sekolah TK Yabunayya 2), ust. Arham S.So.I ketua tangmir Aksal Madina Surabaya dan Ust, Gatot Manisa Aban S.Pd.I, M.Pd.I


c.       Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Dalam metode dokumentsi ini, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis, seperti buku-buku, arsip, dokumen,  catatan mad’u dan selait dari da’i.[26]
Dokumen sudah lazim digunakan dalam penilitian analisis pesan dakwah sebagai sumber data, karena dalam banyak hal. dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji. kemudian juga sebagai pendukung data dan informasi yang telah diperoleh dalam wawancara.
4.      Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan instrumen penelitian dengan menggunakn pedoman observasi, interview, dan dokumentasi, sebagaimana tabel berikut:
No
Metode Penelitian
Instrumen Penelitian
1
Observasi
-          Panduan pengamatan
-          Panduan observasi
-          Kamera
2
Wawancara
-          Pedoman wawancara
-          Daftar pertanyan wawancara
-          Tape Recorder
3
Dokumentasi
-          Catatan mad’u
-          buku-buku
-          catatan mad’u
-          selait dari da’i

5.      Tekhnik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang suda dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya.[27]
Dalam penelitian kalimat yang dinyatakan dalam bentuk narasi yang sifatnya deskriptif mengenai situasi, kegiatan, pernyataan dan prilaku yang telah dikumpulkan dalam catatan lapangan, serta transkip wawancara. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah tekhnik deskriptif.
Dari pengertian yang telah peneliti kemukakan di atas tentang analis data dapat peneliti simpulakan secara umum yang dapat dikembangkan dan menjadi landasan dalam menganalis data dalam penelitian ini, beberapa tahap sebagai berikut:
1.         Pengorganisasian data dilakukan setelah data yang diperoleh di lapangan.
2.         Merumuskan dan menafsirkan data tentang penelitian
3.         Mengampil kesimpulan akhir dari  situasi, kegiatan, pernyataan dan prilaku yang telah dikumpulkan dalam catatan lapangan, serta transkip wawancara yang telah ditemukan.
6.            Uji Keabsahan Data
Uji keabsahan data atau uji kepercayaan data hasil penelitian kaualitatif anatara lain dengan menggunakan; perpanjangan pengamatan, menggunakan bahan referensi dan membercheck.
1.               Dengan perpanjanagan pengamatan bererti peneliti kembali kelapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang perna ditemui.[28]
2.               Yang dimaksud dengan menggunakan bahan referensi disini adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Seperti hasil wawancara perlu didukung dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambar suatu keadaan perlu didukung oleh foto-foto.[29]
3.               Membercheck adalah proses pengecekan data  yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data dan agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informasi.[30]



H.    SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Agar supaya memudahkan dalam penyusunan dan pemahaman dalam penelitian skripsi nanti maka peneliti membuat sistematika pembahasan yang disusn dalam beberapa bab, dan tiap-tiap bab terdiri dari beberpa sub bab sesuai kebutuhan kajian yang akan dilakukan.
BAB I Pendahuluan. Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang masalah, definisi operasional, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfat penelitian, ruang lingkup penelitian, pembatasan penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II Kajian Pustaka. Dalam bab ini akan dibahas, diantaranya teori interaksi sombolik, kajian pesan dakwah, kajian dakwah melalui halaqah dan kajian kepemimpinan organisasi dakwah.
BAB III Metode Penelitian. Metode Penelitian ini Terdiri dari  jenis penilitian, subjek peniliti dan objek penelitian, Jenis dan sumber data, tekhnik pengumpulan data, tekhnik analisa data dan uji keabsahan data.
BAB IV Penyajian dan Analisis Data.  Penyajian dan Analisis Data, dalam bab ini peneliti akan memaparkan profil Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya dan hasil analis pesan dakwah halaqa usroh Pimpinan Daerah Hidayatullah Surbaya yang nantinya akan menjadi acuan kesimpulan.
BAB V Penutup. Dalam penutup ini terdiri dari kesimpulan dari semua pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran yang berkaitan dengan hasil penelitian yang dapat menjadi pertimbangan.


[1] Sayyid Muhammad Alwi Al-maliki Al-hasani, Kiat Sukses Berdakwah, (Jakarta: AMZAH 2006), hal Xi
[2] Amrullah Ahmad, dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1982), hal 3
[3] Ady Dermawan, Metodelogi Ilmu Dakwah, (yokyakarta: LESFI, 2002),  hal Xiii
[4] Al Quran Al karim dan terjemahnya departemen agama RI, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 1998),  hal 63
[5] H. M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi,  (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),  hal 6    
[6] M. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2004),  hal 5
[7] Ust. Faishal HAQ, M.Pdi, (Bendaharan & Kaderisasi Pimpinan Daerah  Hidayatullah Surabaya), wawancara. Surabaya,  rabu 21 januari 2015
[8] Marni Muliyana, Lc, M.Th.I, (ketua Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya), wawancara Surabaya, senin 20 januari 2015
[9] Jhon M. Eschols dan Hassan Shadly, Kamus Bahasa Ingris-Indonesia, (Jakarta: PT Gremedia, 1992)  hal 28
[10] Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997) hal 37
[11] Hafied Cangara, Pengertian Ilmu Komunikasi,  (Jakarta: Raja Grafindo, Bersada, 1998)  hal 23
[12] Toto Tasmoro, Komunikasi dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997)  hal 9
[13] Muhammad Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Surabaya:IAIN Sunan Ampel,1993)  hal 1
[14] Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009)  hal 1
[15] Toha Samara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1987) hal 43
[16] Ust. Marni Muliyana, Lc (ketua Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya), wawancara Surabaya, senin 20 januari 2015
[17] Ust. Paishal HAQ (Bendahara & Kaderisasi Pimpinan DaerahnHidayatullah Surabaya), wawancara. Surabaya, ahad, 23 november 2014.
[18] Ibid, wawancara, Surabaya 21 januari 2015
[19] DR. Deddy Muliyana, M.A., Metodologi Penelitian Kialitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi Dan Ilmu Sosial lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal 68
[20] Lexy J Moleong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2001) hal 6
[21] DR. wardi Bactiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), hal. 60-61
[22] Ust. Paishal HAQ (Bendahara sekaligus Seksi Pengkaderan Pimpinan Daerah Hidayatullah Surabaya), wawancara. Surabaya,  ahad, 23 november 2014.
[23] Ibid,  Lexy J Moleong. hal 2
[24] Sugiyono, metode penelitian kuantitatif kualitatif ,  (Bandung: Alfabeta, 2009 ) hal, 137.
[25] Moh, Nazir, metode penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hal, 194
[26] Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta 2002), hal. 158.
[27] Lexy J Moleong, metodologi penelitian kualitatif, (Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal 190
[28] Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA, 2009), hal 270
[29] Ibid, hal, 275
[30]  Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Kualitatif dan R&D, hal, 276
 





1 komentar:

  1. The Casino Directory | JtmHub
    The Casino Directory is a 출장안마 complete directory for casino and sportsbook operators in Ireland and Portugal. Jtm's 샌즈 comprehensive directory provides 출장샵 you งานออนไลน์ with more than 인터넷 바카라 사이트 150

    BalasHapus