Rabu, 11 Februari 2015

HASIL KAJIAN SANTIRI PONDOK PESANTEREN AL-WASILAH LEMO, POLMAN SULAWESI BARAT Bentuk Sikap Inkuitif dan Bentuk Sikap Toleran



HASIL KAJIAN SANTIRI PONDOK PESANTEREN AL-WASILAH LEMO, POLMAN SULAWESI BARAT

Bentuk Sikap Inkuitif  dan
Bentuk Sikap Toleran

ABSTRAK
Agama Islam sebagai agama rahmatn lil’alamin sangat menganjurkan agar umatnya hidup memiliki rasa toleransi baik terhadap sesama muslim maupun terhadap orang selain muslim sehingga tercipta kehidupan yang damai, rukun dan tentram. Islam sangat mengajarkan agar umatnya hidup saling memenuhi atau memperhatikan hak-hak orang lain, tidak egois, yang hanya memenitngkan hak dirinya sendiri tanpa memenuhi hak orang lain.

Kebutuhan individu dan bermasyarakat bersifat luas seiring dengan perkembangan jaman. Kerjasama dengan individu atau kelompok lain menjadi keniscayaan. Prinsip bersikap inklusif muncul karena adanya kebutuhan bekerjasama untuk mencapai cita-cita, titik tolaknya adalah memandang sisi positif perbedaan sehingga mendorong usaha-usaha untuk mempelajari perbedaan dan menarik sisi-sisi universal yang mungkin bernilai positif dan menunjang cita-cita/ misi pembangunan masyarakat.

Mengingat begitu pentingnya sikap toleran dan inklusif, terhadap sesama beragama, beda agama, kelompok dan dalam bernegara maka dalam makalah ini pemakalah akan mencoba untuk memaparkan dari dua sikap-sikap tersebut dengan menggunakan pendekatan toleran dan inklusif dalam melaksanakan dakwah.










PEMBAHASAN

A.    Bentuk Sikap Toleran
Sebalum kita masuk ke pembahasan apa itu bentuk sikap toleransi? maka terlebih dahulu penulis akan memaparkan pengertian toleransi itu sendiri, baik dari pengertian etimologi dan terminologi. Ini dilakukan agar  pembaca tidak keliru dalam memahami toleransi itu sendiri.

1.      Pengertian Toleran Secara Etimologi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti kata “toleransi” berarti sifat atau sikap toleran.[1] Kata toleran sendiri didefinisikan sebagai “bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan kelakuan) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.[2]
Adapun dalam bahasa Arab, istilah yang lazim dipergunakan sebagai padanan dari kata toleransi adalah سماحة atau تسامح. Kata ini pada dasarnya berarti al-jûd (kemuliaan)[3] atau sa’at al-shadr (lapang dada) dan tasâhul (ramah, suka memaafkan).[4] Makna ini selanjutnya berkembang menjadi sikap lapang dada/ terbuka (welcome) dalam menghadapi perbedaan yang bersumber dari kepribadian yang mulia.[5]

2.      Pengertian Toleran secara Terminologi.
Toleransi adalah sikap saling menghargai, menghormati keragaman budaya, menghargai perbedaan kebebasan bereksperesi, termasuk dalam keyakinan orang lain agama.
Jadi toleransi adalah saling menghargai dalam perbedaan, baik dari budaya, agama, dan keyakinan. Yang di maksud keyakinan disini menghargai apa yang mereka percayai. Serta tidak saling mengjelek-jelekkan dalam perbedaan.
3.      Bentuk-Bentuk Sikap Toleran
         Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan beberapa bentuk sikap toleran dalam melaksanakan dakwah diantaranya sebagai berikut:
1.      Toleran dengan persaudaraan sesama muslim.
            Berkaitan dengan hubungan toleransi dengan persaudaraan sesama muslim, dalam hal ini Allah SWT berfirman yang artinya: orang-orang beriman itu sesunggunya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedia saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.[6]
            Dalam ayat di atas, orang mukmin bersaudara dan Allah memerintahkan untuk melakukan islah (mendamaikannya untuk perbaikan hubungan) jika seandainya terjadi kesalah pahaman di antara mereka.
2.      Toleran antar ummat beragama
            Toleransi antar ummat beragama dapat dimaknai sebagai suatu sikap untuk dapat hidup bersama masyarakat penganut agama lain dengan memiliki kebebasan unutk menjalankan prinsip-prinsip keagamaan (ibadah) masing-masing.
3.         Toleran Dalam kehidupan berkeluarga
              Sikap toleransi sangat dibutuhkan untuk ditumbuhkan dalam keluarga agar terbentuk suasana keluarga yang harmonis. Setiap anggota keluarga memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam keluarga.
4.         Toleransi dalam kehidupan bermasyarakat.
Tolerans adalah sebuah bentuk sikap akibat adanya persinggungan hak-hak individu dalam masyarakat atau hak-hak masyarakat dalam negara. Jadi dapat dikatakan bahwa toleransi adalah sebuah solusi bagi adanya perbenturan hak-hak.
5.         Toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Kehidupan berbangsa dan bernegara pada hakikatnya merupakan kehidupan masyarakat bangsa. Di dalamnya terdapat kehidupan berbagai macam adat istiadat, kebudayaan, suku,  pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda.
B.     Bentuk Sikap Inklusif
               Seperti pembahasan di atas, sebelum masuk ke pembahasan inti terlebih dalu penulis kembali akan memaparkan apa pengertian sikap inklusi itu?

1.      Pengertian Inklusif Secara Etimologi dan Terminologo
Secara etimologi inklusif berasal dari Bahasa Inggris “inclusive” yang artinya “termasuk di dalamnya”.  Sedangkan menurut terminology berarti menempatkan dirinya ke dalam cara pandang orang lain/ kelompok lain dalam melihat dunia, dengan kata lain berusaha menggunakan sudut pandang orang lain atau kelompok lain dalam memahami masalah.
Sikap inklusif dan eksklusif memiliki perbedaan. Sikap inklusif cenderung memandang positif perbedaan yang ada, sedangkan sikap eksklusif cenderung memandang negatif perbedaan tersebut.
Sikap inklusif Dampak memandang positif perbedaan adalah memunculkan dorongan/ motivasi untuk mempelajari perbedaan tersebut dan mencari sisi-sisi universalnya guna memperoleh manfaat yang menunjang hidup atau cita-citanya.
Sikap positif terhadap perbedaan lahir karena adanya kesadaran bahwa perbedaan adalah fitra atau alamiah, sehingga tidak menolak perbedaan melainkan mengakui adanya potensi persamaan-persamaan yang bersifat universal.

2.      Bentuk-Bentuk Sikap Inklusif
Dalam makalah ini, penulis akan memaparkan beberapa bentuk sikap inklusif dalam pandangan Islam diantaranya sebagai berikut:
1.      Sikap inklusif terhdap kelamahan orang lain.
Menyadari bahwa setiap orang atau kelompok di masyarakat memiliki potensi mencapai kebenaran, sehingga tidak menghindari primordialisme yang berlebihan terhadap keunggulan dirinya dan kelompoknya, setiap orang atau kelompok juga memiliki sisi kelemahan yang membutuhkan kerjasama dengan orang atau kelompok lain.
2.      Sikap inklusif terhadap aliran-aliran yang berbeda dengan kita.
Mengakui adanya aspek-aspek universal yang mungkin bernilai positif pada orang lain atau kelompok lain yang berbeda pandangan (aliran) agama untuk menunjang tercapainya cita-cita atau misi pembangunan masyarakat.
3.      Sikap inklusif dalam bersosialisasi
Menumbuhkan jiwa sportif dalam bersosialisasi dan hidup bersama dengan orang lain/ kelompok lain, sehingga terdorong untuk mengelola perbedaan secara etis atau mengembangkan kompetisi yang sehat meskipun memiliki pandangan dan cara hidup yang berbeda.
4.      Sikap inklusif dalam berkomunikasi
Membiasakan berkomunikasi dengan sehat tidak semata-mata didasari persepsi yang sempit dan kacamata kuda, melainkan berdasarkan pengamatan dan pengertian terhadap perbedaan yang ada.



[1] Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991). Edidi ke-2. Hal. 1065
[2] ibid
[3] Jamaluddin Muhammad bin Mukram Ibn al-Mandzur, Lisan al-Arab, Dar Shadir. Cat, ke-1. Jilid 7, hal. 294
[4] Ahmand Warson Munawwir, Kamaus al-Munawwir Arab Indonesia Terlengkap, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997). Edisi ke-2. Cet ke-14. Hal. 675
[5] Abdul Malik Salma, Al-Tasamuh Tijah al-Aqaliyyat ka Daruratin li al-Nahdah. (kairo: The International Institute of Islamic Thought), hal. 2
[6] Departeman Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta Timur : PT. Akbar Media Eka sarana, 2012), hal. 516

Tidak ada komentar:

Posting Komentar