Minggu, 16 Maret 2014

Perencanaan Pendidikan


      PERENCANAAN PENDIDIKAN
PERENCANAAN MTs AT-TAUFIQ”

 




DISUSUN OLEH:


Nama: Naharuddin
Jurusan: Komunikasi Penyiaran ISlam



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM LUQMAN AL-HAKIM
SURABAYA 2013/2014





LATAR BELAKANG
                        Dengan melihat pendidikan sangat penting bagi ummat muslm dan betapa perhatiannya agama terhadappendidikan serta melihat kondisi yang ada di polewali mandar, pesantren yang masih bisa dihitung jari serta pendidikan MTs yang ada masih belum mampu menjawab atas tujuan pendidikan sesuai dengan pendidikan menurut abdullah nasih ‘ulwan untuk menjadi insan yang kamil.
                        Pendidikan sesungguhnya untuk mengantarkan para peserta didik untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah serta unggul dalam segala hal, melihat pendidikan yang ada di Polewali Mandar belum mampu mengantarkan siswanya ke arah yang ada disebabkan beberapa faktor, diantaranya pendidikan yang dilaksanakan belum menyeluruh secara islami, masih bercampurnya antara siswa dan siswi dalam proses pembelajaran dan lain-lain .
                        Sejalan dengan itu melihat fakta-fakta yang terjadi, masih banyaknya siswa yang melakukan tawuran, pelecehan seksual,berhalwat, minum-minuman keras, merokok dan lain-lain maka sekolah MTs AT-TAUFIQ memunculkan visi“Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik” dengan tujuan agar para lulusan mempunyai tsaqofah keislaman yang unggul dan mampu bersaing dalam bidang akademik maupun non akademik.
                         Sebuah pendidikan yang baik akan melahirkan siswa yang baik pula, dengan visi yang di usung oleh MTs AT-TAUFIQ ini, muda-mudahan mamfu menjawab tujuan pendidikan yang sebenarnya, dengan menjadikan para siswanya insan yang kamil baik dalam keislaman dan umum.










A.      VISI MISI SEKOLAH AT-TAUFIQ­
1. Visi
Visi MTs  AT-TAUFIQ  adalah:
“Terwujudnya pendidikan islami yang unggul dalam bidang akademik dan non akademik".
Adapun indikatornya adalah:
a.       Dalam bidang Akademik
a. Unggul dalam bidang pengetahuan dan pengamalan keagamaan yang ditunjukkan dengan nilai mata pelajaran agama dan Akhlaq mulia diatas 85
b. Unggul dalam 100% tingkat kelulusan nilai ujian nasional
c. Unggul dalam lomba-lomba karya akademik, minimal pada tingkat kabupaten
d. 80%  para lulusan diterima di SMA unggulan melalui jalur seleksi siswa baru.
b.      No-Akademik
a.       Menjuarai lomba lomba keagamaan sekurang kurangnya tingkat kabupaten
b.      Para siswa menghafal Al-Qur’an sekurang-kurangnya 3 juz
c.       Menjuarai lomba-lomba seni dan olah raga sekurang-kurangnya tingkat Kabupaten.
d.      75% para lulusan mampu memahami dan membaca kitab arab yang tampa      harakat
2. Misi
Misi MTs AT-TAUFIQ  adalah:
1.      Melaksanakan pembelajaran agama islam dengan mengutamakan pengetahuan dan pengamalan untuk mewujudkan lulusan yang berakhlaq mulia
2.      Melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif melalui berbagai macam pemecahan persoalan dan soal-soal.
3.      Mengembangkan kegiatan eksstrakurikuler wilayah akademik yang berkualitas untuk mendorong siswa untuk dapat menjuarai berbagai lomba karya ilmiah tingkat kabupaten
4.      Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler dalam menghapal dan memahami bahasa arab yang berkualitas untuk mendorong siswa mempunyai kemampuan dalam hal tersebut
5.      Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler wilayah olahraga dan seni yang berkualitas dalam mendorong siswa untuk dapat menjuarai berbagai lomba olahraga dan seni di tingkat kabupaten..
B.     Struktur Kurikulum
            Mengenai kurikulum, MTs  AT-TAUFIQ  mengacu ke dinas pendidikan, yakni kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Ini merupakan sebuah keniscayaan sebagai sekolah MTs . Kurikulum yang diadakan harus mengikuti aturan-aturan dari dinas pendidikan. Selain mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh dinas pendidikan, MTs  AT-TAUFIQ  juga mempunyai kurikulum tersendiri yang menjadi pembeda dengan sekolah lainnya yaitu ekstrakurikuler. Pada prinsipnya, muatannya adalah muatan keagamaan, olah raga dan seni. Muatan ini secara khusus dibuat untuk menjadikan MTs AT-TAUFIQ  berbeda dengan sekolah lainnya.Muatan ini  benar-benar diperdalam melalui tambahan waktu.Inti dari muatan ini adalah penguatan tentang keagamaan dan Olah raga maupun seni sebagaiman yang tercantum pada visi.Kedalaman materinya tentu saja bergantung kepada bagaimana siswa mendalami.
             Sedangkan Penyusunan Struktur Kurikulum MTs AT-TAUFIQ  didasarkanatas standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP. Struktur kurikulum tersebut meliputi subtansi yang ditempuh dalam satu penujang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan Kelas IX yang ditetapkan sebangai berikut :
a)      Mata pelajaran
b)      Program pengembangan diri
c)      ekstrakulikuler
d)     2. Jumlah jam per minggu 46 jam sekolah tidak menambah alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran, oleh karena itu alokasi waktu untuk setiap jam pembelajaran, untuk setiap mata pelajaran di alokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum sedangkan ekstrakulikuler dilaksanakan setelah mata pelajaran kulikuler.
3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit
Sedangkan pendidikan ekstrakulikuler dilaksanakan pada waktu sore hari dalam bidang seni,(kaligrafi, nasyid islami, serta tartil dan tilawah) dan olah raga (sepak bola, bola basket, volly ball, tenis meja, futsal) serta bimbingan bimbingan dalam mata pelajaran tertentu,(bahasa Arab, bahasa inggris, maatematika, bahasa indonesia, IPA terpadu)

a.       Proses pembelajaran
a)      Melaksanakan dan mengembangkan proses belajar mengajar dengan metode, media, sarana dan prasarana belajar yang dapat mendorong sikap kemandirian, inovasi, kereasi dan dalam suasana kondusif serta mendorong terwujudnya intraksi yang bertanggung jawab dan didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai Islam.
b)      Mengembangkan proses pembelajaran yang mendorong keaktifan siswa, mendorong keinginan siswa, mengasah keseluruhan indra, mengasah kemampuan kerja, mengasa intuisi dan imajinasi siswa.
Proses pembelajaran yang diterafkan dalam MTs AT-TAUFIQ adalah dengan cara ketuntasan belajar.Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatupencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 - 100%.Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%.
           Madrasah menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai targetpencapaian kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuanrata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalampenyelenggaraan pembelajaran. Madrasah secara bertahap dan berkelanjutanselalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapaikriteria ketuntasan ideal.Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target.

C.    Kriteria Kenaikan Kelas & Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan kelas di MTS AT-TAUFIQ berlaku setelah siswa memenuhi
persyaratan berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran.
c. Di MTS. AT-TAUFIQ, kenaikan kelas juga mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai minimal 85%.

a.       Tenaga Kependidikan
                               I.            Memenuhi tenaga SDM terutama tenaga guru untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang islami dengan kualitas yang unggul.


                            II.            Mendorong guru untuk selalu meningkatkan kemantapan pikir, amal sholeh, dan kompotensinya baik dalam penguasaian materi/subtansi bidang studi maupun metode pengajarannya, serta mampu melakukan inovasi yang dapat menjamin tercapainya kompotensi siswa untuk setiap mata pelajaran yang di ampuhya.
Sedangkan setiap guru harus mempunyai keahlian dalam bidang masing masing dengan sebelum masuk di adakan seleksi, dan paling penting mempunyai akhlaq yang baik dan pemahaman agama yang luas.

D.      Kurikulum
b.      Kompotensi lulusan
1.      Mengembangkan lulusan untuk dapat memiliki kompotensi;
ü  Berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Islam
ü  Lulus ujian nasional
ü  Lulus seluruh mata pelajaran
ü  Menghapal al-qur’an 3 juz
ü  Kemampuan bahasa arab dasar
ü  Olah raga dan seni
2.      Kompotensi lulusan mencakup, sikap, pengetahuan dan keterampilan.
a.       Siswa mempunyai pengetahuan keislaman dan umum
b.      Siswa menghafal 3 juz al-qur’an
c.       Siswa mempunyai akhlaq karimah
d.      Siswa mampu bersaing dalam bidang olahraga dan seni
e.       Siswa memiliki pemahaman bahasa arab yang baik
c.       Isi
1)      Mengembangkan dan mengimplementasikan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dirumuskan bersama stakholder yang antara lain mencakup pengasaan dan pemahaman pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan oleh lulusan.
2)      Mengembangkan muatan-muatan lokal dan pengembangan diri yang merujuk pada penguasaan tentang keislaman dan penguasaan nilai-nilai Islam.
3)      Mengembangkan kurikulum yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam yang harus diinternalisasikan dalam keseluruhan bahan belajar yang digunakan oleh guru.

E.     SARANA DAN PRASARANA
Standar sarana dan prasarana ini disusun untuk lingkup pendidikan formal, jenis
pendidikan umum, jenjang pendidikan dasar dan menengah yaitu: Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Standar sarana dan prasarana ini mencakup:
1. kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah,
2. kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.
1.      Sebuah prasarana sebagai berikut:
1. ruang kelas,
2. ruang perpustakaan,
3. ruang laboratorium IPA,Komputer dan bahasa
4. ruang pimpinan,
5. ruang guru,
6. ruang tata usaha,
7. tempat beribadah,
8. ruang konseling,
9. ruang organisasi kesiswaan,
10. jamban,
11. gudang,
12. tempat bermain/berolahraga.

F.       PENYELENGGARAN
1.Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah sebuah interaksi belajar mengajar, yaitusebuah proses interaksi yang menghimpun sejumlah nilai (norma) yang merupakan substansi sebagai medium antara guru dengan anak didik dalam rangka mencapai tujuan.
            Dalam interaksi edukatif ada dua buah kegiatan yakni kegiatan guru di satu pihak dan kegiatan anak didik di lain pihak. Guru mengajar dengan gayanya sendiri dan anak didik belajar dengan gayanya sendiri. Guru tidak hanya mengajar , tetapi juga belajar memahami suasana psikologi anak didik dan kondisi kelas.
            Dalam mengajar, guru perlu memahami gaya-gaya belajar anak didik. Kerelevansian gaya-gaya mengajar guru dengan gaya-gaya belajar anak didik akan memudahkan guru menciptakan interaksi edukatif yang konsif. N.A Ametembun, (1985) mengatakan bahwa suatu interaksi yang harmonis terjadi bila dalam prosesnya tercipta keselarasn, keseimbangan, keserasian antara kedua komponen itu, yaitu guru dan anak didik.
            Banyak kegiatn yang harus guru lakukan dalam interaksi edukatif, diantaranya memahami prinsip-prinsip interaksi edukatif, menyiapkan bahan dan sumber belajar, memilih metode, alat, dan alat bantu pelajaran, memilih pendekatan, dan mengadakan evaluasi setelah akhir kegiatan pelajaran. Semua kegiatan yang di lakukan guru harus di dekati dengan pendekatan sistem. Sebab pengajaran adalah suatu sistem yang melibatkan sejumlah komponen pengajaran. Tidak ada satu pun dari komponen itu dapat guru abaikan dalam perencanaan pengajaran, karena semuanya saling terkait dan saling menunjang dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran.
Prinsip – prinsip Interaksi Edukatif
            Prinsip – prinsip ini diharapkan mampu menjebatani dan memecahkan masalah yang sedang guru hadapi dalam kegiatan interaksi edukatif.Untuk tiu semua prinsip yang akan diuraikan berikut ini sebaiknya guru kuasai dan pahami betul-betul agar kegiatan interaksi edukatif dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Prinsip – prinsip tersebut adalah :
1.      Prinsip motivasi
2.      Prinsip berangkat dari persepsi yang dimiliki
3.      Prinsip mengarah kepada titik pusat perhatian tertentu atau fokus tertentu
4.      Prinsip keterpaduan
5.      Prinsip pemecahan masalah yang dihadapi
6.      Prinsip mencari, menemukan, dan mengembangkan diri
7.      Prinsip belajar sambil bekerja
8.      Prinsip hubungan sosial
9.      Prinsip perbedaan Individual

Tahap – tahap Interaksi Edukatif
     1.    Tahap Sebelum Pengajaran 
            Dalam tahap ini guru harus menyusun program tahunan pelaksanaan kurikulum, program semester atau catur wulan (cawu),program satuan pelajaran (satpel), dan perencanaan program pengajaran. Dalam merencanakan program-program tersebut di atas perlu dipertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan :
a.       Bekal bawaan anak didik
b.      Perumusan tujuan pembelajaran
c.       Pemilihan metode
d.      Pemilihan pengalaman – pengalaman belajar
e.       Pemilihan bahan dan peralatan belajar
f.       Mempertimbangkan jumlah dan karakteristik anak didik
g.      Mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
h.      Mempertimbangkan pola pengelompokan
i.        Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar

     2.       Tahap Pengajaran
              Dalam tahap ini berlangsung interaksi antara guru dengan anak didik, anak didik dengan anak didik, anak didik dalam kelompok atau anak didik secara individual.Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan apa yang telah direncanakan. Ada beberapa aspek yang perlu di pertimbangkan dalam tahap pengajaran ini, yaitu :
a.    Pengelolaan dan pengendalian kelas
b.    Penyampaian informasi
c.    Penggunaan tingkah laku verbal non verbal
d.   Merangsang tanggapan balik dari anak didik
e.    Mempertimbangkan prinsip – prinsip belajar
f.     Mendiagnosis kesulitan belajar
g.    Memperimbangkan perbedaan individual
h.    Mengevaluasi kegiatan interaksi

     3.  Tahap Sesudah Pengajaran
          Tahap ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka dengan anak didik. Beberapa perbuatan guru yang tampak pada tahap sesuadah mengajar, antara lain :
          a.  Menilai Pekerjaan anak didik
          b.  Menilai pengajaran guru
          c.  Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya
Humas (intraksi internal dan eksternal)
              Terlebih dahulu kita harus mengetahui definisi dari pada humas pendidikan, adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara sekolah /lembaga pendidikan dengan segenap khalayak (kelompok dalam dunia pendidikan). Dari definisi di atas maka humas diharapkan secara terencana dan berkesinambungan mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, jadi humas memiliki peran sebagai alat komunikasi bagi sekolah di dalam sebuah pendidikan. Adapun humas sebagai alat komunikasi internal adalah, kegiatan humas internal lebih kepada membangun komunikasi dan distribusi informasi ke dalam personal di lembaganya.Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengkomunikasikan dan memfasilitasi disposisi Kepala Sekolah yang
berhubungan dengan manajemen sekolah.
2. Mengkomunikasikan setiap aspirasi dari para guru, karyawan, maupun
siswa kepada pihak manajemen sekolah.
3. Menginformasikan kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen sekolah.
4. Menginventarisir potensi sumber daya manusia yang ada sesuai dengan
kompetensi profesi dan kompetensi umum untuk mengikuti seminar atau
pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas.
5. Menyelenggarakan rekreasi guru dan karyawan yang bertujuan untuk
refreshing, dengan harapan akan terhindar dari jebakan kejenuhan rutinitas
kerja.
              Lebih lanjut komunikasi internal bagi humas di sekolah ada tiga macam. Yang pertama adalah alat komunikasi kebawah (downward communication), yakni dari pihak manajemen atau pemimpin kepada bawahan atau karyawan, yang kedua adalah komunikasi ke atas (upward communication), yaitu dari pegawai ke pihak manajemen atau kepad pimpinan, yang ketiga adalah komunikasi sejajar (sideways communication), yaitu komunikasi yang berlangsung antar pegawai atau antara sesama pegawai.3
Tingkat efektivitas dari pada humas internal sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:4
1. keterbukaan pihak manaj emen,
2. kesadaran dan pengakuan pihak manajemen akan nilai dan arti penting
komunikasi dengan para pegawai, dan
3. keberadaan seorang manajer komunikasi (manajer humas) yang tidak
hanya ahli dan berpengalaman, tetapi juga didukung oleh sumber-sumber
daya teknis yang modern.
     Sebagai alat komunikasi, maka sangat diperlukan alat dalam menyampaikan informasi tersebut, semakin bervariasinya alat komunikasi maka semakin mudah cara kerja dari pada humas, namun pemilihan alat bantu komunikasi haruslah dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan. Diantara media alat bantu komunikasi yang dapat digunakan antara lain: juraal internal, papan pengumuman, jaringan telepon internal, kotak saran, obrolan langsung
.

              Adapun sebagai alat komunikasi eksternal adalah humas berhubungan dengan pihak-pihak yang masih ada hubungan dengan pendidikan, secara sederhana humas berinteraksi dengan khalayak pendidikan yaitu, komite sekolah, pemerintah, wali murid, institusi luar, perusahaan, bisa juga LSM, dan juga media dan wartawan yang mengaku peduli terhadap kemajuan pendidikan. Oleh sebab itu tugas dari pada humas sekolah sebagai alat komunikasi eksternal antara lain:

1. Memfasilitasi kegiatan Komite Sekolah
2. Menjalin komunikasi dengan para orang tua siswa.
3. Menjalin hubungan dengan sekolah-sekolah yang lain.
4. Memperluas hubungan dengan sekolah-sekolah dalam rangka mempererat
kerja sama antar sekolah.
5. Menjalin kerjasama dengan instansi/lembaga lain yang terkait dengan
pendidikan.


6. Mengembangkan hubungan yang harmonis dengan dinas-dinas terkait
terutama lembaga struktural Dinas Pendidikan, baik Tingkat Kota maupun
Propinsi.
7. Melakukan komunikasi secara berkala dengan lembaga-lembaga media
massa, wartawan, dalam skala lokal dan nasional.
Media yang dapat digunakan humas sebagai alat bantu komunikasi eksternal antara lain: jurnal eksternal, radio, televisi, literatur edukatif
majalah, surat kabar), komunikasi lisan, pameran, seminar dan konferensi, sponsor.
Komunikasi Sekolah (interaksi atasan bawahan)
Komunikasi kebawah
              Komunikasi kebawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Adapun jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan, antara lain :
  1. Informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan
  2. Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
  3. Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
  4. Informasi mengenai kinerja pegawai
  5. Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas
                        Informasi yang disampaikan dari seorang atasan kepada bawahan tidaklah begitu saja disampaikan, utamanya mereka harus melewati pemilihan metode dan media informasi. Ada enam kriteria yang sering digunakan untuk memilih metode penyampaian informasi kepada para pegawai, antara lain :
  1. Ketersediaan
  2. Biaya
  3. Pengaruh
  4. Relevansi
  5. Respons
  6. Keahlian
Adapun metode yang  digunakan para atasan untuk menyampaikan informasi kepada bawahannya antara lain :
  1. Tulisan saja
  2. Lisan saja
  3. Tulisan diikuti lisan
  4. Lisan diikuti tulisan
 komunikasi ke Atas
                        Komunikasi keatas dalam sebuah orgaisasi berarti bahwa informasi menngalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Beberapa alasan pentingnya arus komunikasi keatas didasarkan pada :
  1. Aliran informasi keatas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya.
  2. Komunikasi keatas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan mereka siap menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
  3. Komunikasi keatas memungkinkan –bahkan mendorong-omelan dan keluh kesah muncul kepermukaan dehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi-operasi sebenarnya.
  4. Komunikasi keatas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi kebawah.
  5. Komunikasi keatas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut.
  6. Komunikasi keatas mengizinkan pemimpin untuk menentukan apakah bawahan memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
      Kebanyakan analisis dan penelitian dalam komunikasi keatas menyatakan bahwa pimpinan dan kepala seklah harus menerima informasi berupa ; informasi yang memberitahukan apa yang dilakukan bawahan, menjelaskan persoalan-persoalan kerja, memberi saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka, dan mengungkapkan bagaimana pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan mereka, rekan kerja mereka, dan organisasi.
      Sedangkan lingkungan yang dibentuk dalam MTs AT-TAUFIQ ini adalah lingkungan yang alami, ilmi’ah dan alamiah. Dan para masyarakat sekolah harus memberikan contoh kepada siswa.

G.    PEMBIYAAN
                        Sumber-sunber dana seseai dengan undang-undang adalah pembiayaan merupakan tanggung jawab pemerintah, masyarakat dan siswa. Maka sumber biaya yang di pakai oleh MTs AT-TAUFIQ adalah dari pemerintah, dan masyarakat donatur serta bekerja sama dengan pendanaan dari luar baik dari bank dunia dan lain-lain, jadi siswa tidak dipungut biaya sedikitpun Kecuali untuk membeli buku, foto copy dan lain-lain yang bersifat pribadi.
A.    Rencana Pos Pembiayaan
Dalam perencanaa pos pembiayaan MTs AT-TAUFIQ  yang dibutuhkan oleh sekolah dan yang termasuk ialah :
a.       Pembiayaan gaji kepala sekolah guru kelas, pegawai-pegawai lainnya
b.      Pembiayaan untuk perbaikan bangunan/gedung, peralatan-peralatan yang menunjang kinerja sekolah dan proses belajar mengajar (PMB)
c.       Pembiayaan pembelian barang-barang yang sesuai dengan zaman sekarang yang dimana untuk mengganti barang-barang yang sudah ketinggalan
d.      Pembiayaan untuk pembuatan/kegiatan sekolah
e.       Pembiayaan untuk promosi sekolah
B.     Biaya Operasional (sifatnya rutin)
Adapun untuk perencanaan pembiayaan operasionalnya yang bersifat rutin, kami merencanakan  gaji guru, pegawai, operasional, pembelian barang ATK untuk membantu proses belajar mengajar dan kegiatan-kegiatan lainnya bersifat harian/rutinitas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar